Gus Yahya juga menambahkan bahwa hingga saat ini dirinya belum menerima dokumen resmi terkait keputusan tersebut. Ia menilai risalah yang beredar belum memenuhi standar administrasi organisasi.
“Dokumen resmi PBNU menggunakan tanda tangan digital. Jika hanya berbentuk salinan manual atau hasil scan, tentu harus diverifikasi dulu kebenarannya,” jelasnya.
Terkait isu pemakzulan yang turut muncul dalam risalah tersebut, termasuk tudingan adanya keterkaitan dengan jaringan internasional melalui program Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKN NU), Gus Yahya memilih untuk menunggu kejelasan resmi dari pihak Syuriyah sebelum memberikan tanggapan lebih lanjut.
Sampai pernyataan ini disampaikan, Ketua Umum PBNU itu menyatakan bahwa dirinya tetap fokus menjalankan tugas organisasi sembari menunggu klarifikasi resmi dari Syuriyah. (ivan)