YOGYAKARTA, PustakaJC.co - Setiap tahun, saat kalender menunjukkan 1 Muharram, umat Muslim di seluruh dunia menyambut Tahun Baru Hijriah. Momen ini bukan sekadar pergantian angka di penanggalan, melainkan sebuah undangan untuk refleksi diri yang mendalam. Di balik tanggal 1 Muharram, tersemat hikmah peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Mekah ke Madinah sebuah peristiwa monumental yang tidak hanya mengubah arah sejarah Islam, tetapi juga menawarkan pelajaran berharga bagi kehidupan kita di masa kini.
Hijrah, yang menjadi dasar penanggalan Hijriah, bukanlah perjalanan biasa. Ia adalah puncak dari tekanan, ancaman, dan penindasan yang dialami umat Islam di Mekah. Namun, di balik kesulitan itu, Hijrah mengandung hikmah yang luar biasa:
Pengorbanan Demi Prinsip: Para sahabat rela meninggalkan harta, keluarga, dan kampung halaman demi mempertahankan akidah dan mengikuti perintah Allah SWT. Ini mengajarkan tentang prioritas dalam hidup dan keberanian untuk berkorban demi keyakinan.
Strategi dan Perencanaan Matang: Hijrah bukanlah pelarian tanpa rencana. Nabi Muhammad SAW merencanakan perjalanan ini dengan sangat cermat, mulai dari pemilihan jalur, penunjukan pemandu, hingga persiapan bekal. Ini menunjukkan pentingnya strategi, perencanaan, dan tawakal setelah berusaha maksimal.
Persaudaraan dan Solidaritas (Ukhuwah): Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin (pendatang dari Mekah) dengan kaum Ansar (penduduk asli Madinah). Ini menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat, saling tolong-menolong, dan menghilangkan sekat-sekat kesukuan.
Pembaruan dan Pembangunan Masyarakat: Madinah menjadi laboratorium peradaban baru. Di sana, Nabi Muhammad SAW membangun masjid sebagai pusat ibadah dan komunitas, meletakkan dasar hukum yang adil (Piagam Madinah), serta mengembangkan ekonomi dan pendidikan. Hijrah adalah simbol pembentukan fondasi masyarakat yang baru dan lebih baik.
Optimisme dan Harapan: Di tengah kesulitan dan ketidakpastian, Hijrah adalah manifestasi optimisme dan keyakinan akan pertolongan Allah. Ini mengajarkan bahwa setelah kesulitan, pasti ada kemudahan.
Memasuki 1 Muharram adalah saat yang tepat untuk meneladani spirit Hijrah dan melakukan refleksi diri secara mendalam:
Hijrah dari Kebiasaan Buruk Menuju Kebiasaan Baik:
Introspeksi: Apa saja kebiasaan negatif yang selama ini menghambat perkembangan diri atau merugikan orang lain? (Misal: menunda-nunda pekerjaan, terlalu banyak scrolling media sosial, kurang sabar).
Aksi Nyata: Buat komitmen untuk meninggalkannya dan menggantinya dengan kebiasaan positif yang lebih produktif dan bermanfaat. (Misal: disiplin waktu, membaca buku, berolahraga).
Hijrah dari Sifat Buruk Menuju Akhlak Mulia:
Introspeksi: Sifat-sifat apa yang perlu diperbaiki? (Misal: mudah marah, dengki, sombong, malas beribadah).
Aksi Nyata: Berusaha untuk lebih sabar, pemaaf, rendah hati, dan meningkatkan kualitas ibadah.
Hijrah dalam Hubungan Sosial:
Introspeksi: Apakah kita sudah menjaga silaturahmi dengan baik? Apakah ada konflik yang belum terselesaikan?
Aksi Nyata: Berinisiatif untuk memperbaiki hubungan yang renggang, memperbanyak silaturahmi, dan memperkuat ukhuwah dengan sesama.
Hijrah Menuju Ilmu dan Kemajuan:
Introspeksi: Apakah kita sudah berhenti belajar? Apakah kita sudah nyaman di zona aman tanpa mengembangkan diri?
Aksi Nyata: Menetapkan tujuan baru untuk belajar keterampilan baru, membaca buku-buku yang menginspirasi, atau mengikuti pelatihan yang relevan.
Hijrah dalam Niat dan Tujuan Hidup:
Introspeksi: Apakah tujuan hidup kita sudah selaras dengan nilai-nilai Islam? Apakah setiap langkah kita didasari niat untuk mencari ridha Allah?
Aksi Nyata: Mengarahkan setiap aktivitas dan pencapaian kita untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat, dan sebagai bentuk ibadah.
Satu Muharram adalah lebih dari sekadar perayaan. Ia adalah panggilan untuk "berhijrah" dalam berbagai aspek kehidupan kita. Dengan memahami dan meresapi hikmah peristiwa Hijrah yang agung, kita bisa menjadikan awal tahun Hijriah ini sebagai titik tolak untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih produktif, lebih bermanfaat, dan senantiasa berada dalam lindungan dan berkah Allah SWT. Semoga perjalanan "hijrah" kita di tahun yang baru ini membawa kebaikan yang berlimpah.(int)