Madiun, PustakaJC.co - Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2022, harus dijadikan sebagai momen dalam menata kembali tingkat pertumbuhan anak di Jatim.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin dalam gelaran puncak peringatan Harganas tahun 2022 pada 29 Juni di kota Madiun.
"Jadi sebetulnya peringatan harganas ini patut dijadikan sebagai momentum bagi kita dalam menurunkan angka stunting di Jatim. Tentu ini dibutuhkan sinergi bersama dan sistem yang terintegrasi," kata Arumi pada PustakaJC.co, Rabu (29/06/2022).
Terkait jumlah stunting di Jatim, data dari BKKBN menunjukan adanya tren penurunan selama tiga tahun terakhir. Tahun 2019 misalnya, jumlah stunting di Jatim mencapai 26,85 persen.
Sementara tahun 2020, terjadi penurunan hingga 1 persen lebih atau sebanyak 25,64 persen. Dan untuk tahun 2021, menurun lagi menjadi 23,5 persen.
"Jadi kalau kita lihat angka stunting di Jatim, setiap tahunnya terus menurun. Saat ini kita diangka 23,5 persen. Kita akan upayakan agar tahun ini terjadi penurunan lagi," katanya.
Saat dikonfirmasi terkait target penurunan stunting di Jatim untuk tahun 2022, Arumi enggan menyebutkan dengan pasti jumlah presentasinya.
"Saya gak berani sebut berapa presentasinya, karena ini (stunting_red) masalahnya kompleks. Tidak hanya dari pola asuh anak, tetapi juga dari kesejahtraan keluarga dan faktor lainnya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim, Maria Ernawati menyampaikan, sesuai target nasional BKKBN mengupayakan hingga tahun 2024 angka stunting pada anak harus berada pada angka 14 persen.
Hingga saat ini kata Maria, Madiun merupakan salah satu wilayah yang angka stuntingnya melampaui target nasional atau dengan angka 12 persen.
"Kalau kita lihat prevalensinya, di Jatim khususnya Madiun angka stuntingnya sangat kecil atau 12% dan kami dengar katanya Pak Walikota upayakan dalam waktu dekat akan turunkan lagi menjadi 1 digit," kata Maria.
Terkait penurunan angka stunting sendiri, BKKBN Jatim sejalan dengan program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Dimana dalan RPJMN tersebut, termaktub target percepatan penurunan stunting sebesar 10,4 persen dalam 3 tahun atau 3,5 persen per tahun.
"Harapan pemerintah 2024, harus turun menjadi 14% angka prevalensi stunting," ucapnya. (sam)