YOGYAKARTA, PustakaJC.co- Keberadaan angkringan tampaknya tidak akan tergerus zaman. Buktinya, lebih dari 80 tahun dikenalkan, angkringan masih bertahan hingga saat ini. Bahkan, angkringan yang dulu dikonotasikan sebagai tempat berkumpul orang tua, khususnya bapak-bapak, kini telah menjelma sebagai bagian ruang kolektif anak muda, terutama mahasiswa.
Tidak ada catatan pasti yang menunjukkan bagaimana awal mula angkringan diciptakan. Akan tetapi, Karso Dikromo atau Djukut dan Wiryo Jeman disebut menjadi pelopor hadirnya angkringan di Indonesia.
Karso Dikromo adalah seorang perantau asal Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Ia merantau ke Solo pada tahun 1930-an saat usianya masih 15 tahun.
Di Solo, Karso Dikromo bertemu dengan Wiryo Jeman. Keduanya lantas menjual makanan terikan – makanan khas Jawa Tengah dengan kuah kental dengan lauk tempe atau daging – dengan menggunakan pikulan tumbu. Tidak hanya menjual makanan, Karso Dikromo dan Wiryo Jeman kemudian turut menghadirkan aneka minuman pada pikulan tumbunya.
Ide segar dari Karso Dikromo dan Wiryo Jeman ini lah yang menjadi cikal bakal adanya angkringan.