Pemerintah berencana memasukkan materi AI dan pemrograman ke dalam kurikulum mulai kelas 5 Sekolah Dasar, sebagai mata pelajaran tambahan atau pilihan. Ini langkah strategis yang patut diapresiasi karena dunia ke depan memang menuntut literasi teknologi sejak dini.
Namun, langkah ini juga perlu kita jaga dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar: Seberapa siap kita secara struktural, kultural, dan pedagogis? Siapa yang akan mengajar, dengan pendekatan seperti apa, dan nilai-nilai apa yang akan melekat pada proses belajar tersebut?
AI yang kita gunakan saat ini sebenarnya masih berada pada tahap awal, meski sudah sangat ajaib dan menyediakan banyak kemudahan untuk kita.
Ketika diwawancarai dalam sebuah podcast beberapa waktu lalu, Mark Zuckerberg menggambarkan Augmented Reality (AR) holografik akan menjadi platform komputasi utama setelah ponsel, di mana ia akan sepenuhnya menghadirkan “presensi sosial” dan interaksi nyata lintas jarak. AI akan menjadi semakin personal, di mana akan sangat kontekstual hingga sangat paham kehidupan dan kebutuhan real-time penggunanya.