“Mangrove bisa jadi penghalang abrasi yang alami. Ekosistem tetap hidup dan tidak mengganggu mata pencaharian nelayan,” tegas Wakil Ketua Persatuan Insinyur Indonesia itu.
Selain menahan abrasi, mangrove juga terbukti mampu membantu mitigasi perubahan iklim. Berdasarkan studi Kauffman & Bhomia (2017), satu pohon mangrove dewasa mampu menyerap 12–15 kg CO₂ per tahun, tergantung usia dan lingkungannya.
Dengan estimasi konservatif, 2.000 pohon mangrove saja dapat menyerap 24 ton karbon dioksida dan menghasilkan sekitar 240 ton oksigen setiap tahunnya.
Tanah yang hilang bisa jadi tak tergantikan, tapi Gresik tak tinggal diam. Penanaman mangrove menjadi langkah nyata untuk menjaga daratan yang tersisa, sekaligus melindungi kehidupan petambak dan nelayan pesisir. Harapannya, laut tak lagi melahap sertifikat, dan rob tak lagi menjadi momok setiap musim. (ivan)