Wali Kota Surabaya Minta Orang Tua Tidak Gegabah Laporkan Guru ke Polisi

surabaya | 21 Juli 2025 05:28

Wali Kota Surabaya Minta Orang Tua Tidak Gegabah Laporkan Guru ke Polisi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi minta orang tua tak gegabah melaporkan guru ke polisi. (dok jawapos)

SURABAYA, PustakaJC.co – Kasus guru dituntut denda Rp 25 juta setelah menampar siswa di Demak, Jawa Tengah, mengundang perhatian publik. Peristiwa ini mencerminkan meningkatnya ketegangan dalam relasi antara guru dan orang tua murid di lingkungan pendidikan Indonesia.

Menanggapi fenomena tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya laporan polisi terhadap tenaga pendidik. Ia mengajak para orang tua untuk mengedepankan komunikasi dan menyelesaikan persoalan dengan musyawarah sebelum membawa masalah ke ranah hukum. Dilansir dari jawapos.com, Senin, (21/7/2025).

 

“Jika seorang guru hanya memarahi atau mendisiplinkan anak, jangan buru-buru melapor ke polisi. Sebaiknya ajak bicara untuk memahami akar masalahnya,” ujar Eri saat ditemui di Surabaya, Minggu, (20/7/2025).

Menurutnya, hubungan antara guru dan orang tua harus didasari semangat saling melengkapi dalam mendidik generasi muda.

“Baik guru maupun orang tua, marilah kita menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, serta hindari tindakan lapor polisi untuk perselisihan ringan,” imbuhnya.

Eri juga menegaskan bahwa pelaporan hukum tetap diperlukan bila terjadi kekerasan fisik atau pelanggaran serius. Namun, ia menekankan pentingnya membedakan antara tindakan disiplin dan kekerasan.

“Kunci untuk menciptakan sinergi dalam mendidik adalah komunikasi dan pengertian,” pungkas Walikota Surabaya itu.

Kasus di Demak terjadi saat guru bernama Ahmad Zuhdi, 63 tahun, menampar siswa setelah dilempar sandal saat mengajar. Meski telah meminta maaf, Ahmad tetap dilaporkan dan dijatuhi denda Rp 25 juta, jauh di atas gajinya yang hanya Rp 450 ribu setiap empat bulan. Kasus ini menjadi sorotan nasional dan mengundang simpati masyarakat terhadap nasib guru.

Keharmonisan antara guru dan orang tua adalah fondasi pendidikan anak. Saat persoalan terjadi, mari utamakan dialog dan penyelesaian damai demi masa depan anak-anak yang lebih baik. (ivan)