SURABAYA, PustakaJC.co - Makanan berminyak adalah bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Tak heran jika berbagai hidangan seperti gorengan, ayam goreng, dan nasi goreng menjadi kegemaran banyak orang.
Meski sangat menggugah selera, penting untuk tetap berhati-hati terhadap potensi risiko kesehatan yang dapat ditimbulkan.
Makanan yang tinggi kandungan minyak memang tidak tergolong makanan sehat, namun menghindarinya sering kali menjadi tantangan.
Hidangan berminyak umumnya mengandung lemak dalam jumlah besar, dan jenis lemak yang terkandung sering kali merupakan lemak jahat yang berbahaya bagi kesehatan.
Lalu, apa saja efek yang mungkin terjadi jika terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak?
Gangguan Sistem Pencernaan
Dilansir dari laman hallosehat, mengonsumsi gorengan dengan kandungan minyak berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada sistem pencernaan.
Karena proses pencernaan lemak memakan waktu lebih lama dibandingkan nutrisi lainnya, lemak cenderung bertahan lebih lama di dalam lambung.
Akibatnya, sistem pencernaan harus bekerja lebih keras untuk memecah makanan yang berminyak. Hal ini dapat menyebabkan berbagai keluhan seperti kembung, mual, atau sakit perut.
Selain itu, makanan berminyak juga dapat memperburuk gejala pada penderita gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus (IBS), pankreatitis kronis, atau diare. Orang dengan kondisi ini mungkin mengalami kram perut, nyeri, atau diare setelah mengonsumsinya.
Memengaruhi Keseimbangan Bakteri Usus
Makanan yang Anda konsumsi sangat berpengaruh pada keseimbangan bakteri baik di usus, yang berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh dan fungsi lainnya. Asupan makanan berminyak secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ini, mematikan bakteri baik, dan meningkatkan bakteri merugikan.
Ketidakseimbangan ini dapat memengaruhi kekebalan, pencernaan serat, berat badan, kesehatan jantung, dan pencernaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, batasi konsumsi makanan berminyak.
Memicu Jerawat
Meskipun jerawat tidak langsung muncul setelah mengonsumsi makanan berminyak, asupan minyak berlebih dapat mengganggu keseimbangan hormon, yang merupakan salah satu pemicu jerawat.
Selain itu, makanan berminyak dapat merangsang kelenjar minyak di kulit, menyebabkan pori-pori tersumbat dan memicu jerawat. Kandungan gula yang sering ada dalam makanan berminyak juga dapat memperburuk peradangan, membuat jerawat sulit sembuh dan semakin parah.
Meningkatkan Risiko Obesitas
Konsumsi makanan berminyak kerap dikaitkan dengan risiko obesitas karena tingginya kandungan kalori. Setiap gram lemak mengandung sekitar 9 kalori, sehingga sering makan makanan berminyak,
seperti gorengan, dapat meningkatkan asupan kalori harian secara signifikan. Jika tidak diimbangi dengan pola makan dan gaya hidup sehat, risiko kegemukan hingga obesitas meningkat, yang dapat memicu penyakit seperti jantung, diabetes, dan radang sendi.
Meningkatkan Risiko Kanker
Pola makan tinggi lemak dan minyak tidak hanya memicu obesitas dan penyakit jantung, tetapi juga dapat meningkatkan risiko kanker seperti kanker payudara, usus besar, dan paru-paru.
Meskipun penelitian lebih lanjut masih dilakukan, National Cancer Institute AS merekomendasikan untuk membatasi lemak jenuh dan menghindari lemak trans.
Sebagai gantinya, pilih sumber lemak sehat seperti ikan, kacang-kacangan, alpukat, dan biji-bijian. (nov)