4. Serabi sebagai Bagian dari Tradisi Penting.
Dalam budaya Indonesia, serabi sering digunakan dalam acara kenduri, terutama pada malam 27 Rajab untuk memperingati Isra Mi’raj. Di Aceh, tradisi ini bahkan memiliki kisah tersendiri.
Dikisahkan ada seseorang yang ingin mengetahui nasib di alam kubur dengan berpura-pura mati. Ketika ia dikubur, benda bulat melindunginya dari pertanyaan malaikat maut.
Setelah keluar, ia mendapati bahwa benda bulat tersebut adalah serabi atau apem yang dibuat dan dibagikan keluarganya. Sayangnya, tradisi ini kini semakin jarang dilakukan dan hanya dilestarikan oleh generasi tua.
5. Serabi yang Bertransformasi ke Tingkatan Baru.
Untuk menarik minat masyarakat dan menghilangkan stigma bahwa serabi adalah makanan kelas bawah, banyak inovasi telah dilakukan.
Penjual kini menambahkan berbagai topping modern, seperti keju, oncom, sosis, telur, cokelat, dan pisang. Bahkan, ada serabi berwarna-warni seperti pelangi yang dikenal sebagai Serabi Rainbow. Kreasi ini membuat serabi lebih diminati berbagai kalangan.
Serabi bukan hanya jajanan tradisional, tetapi juga bagian dari warisan budaya Indonesia yang kaya. Dengan ragam jenis, nilai sejarah, dan inovasi modern, serabi tetap relevan dan diminati, menjadikannya ikon kuliner yang patut dilestarikan. (nov)