Kisah Balutan Cinta dan Gigihnya Perlawanan di Balik Reog Ponorogo

gaya hidup | 14 April 2022 03:30

Kisah Balutan Cinta dan Gigihnya Perlawanan di Balik Reog Ponorogo
dok pemkab ponorogo

 

Kata reyog sendiri berasal dari bunyi rumpun bambu yang bergoyang ditiup angin, “reyag-reyog”. Bagi masyarakat animisme dan dinamisme, rumpun bambu ini dianggap sebagai sesuatu yang penting.

 

“Rumpun bambu bergoyang tertiup angin yang mengeluarkan bunyi “reyag-reyog” dianggap bagaikan sapu yang membersihkan dan menolak bala yang terjadi di masyarakat,” jelas Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo ini.

 

Reog juga mengalami akulturasi dengan ajaran islam, hal ini bisa dilihat pada manik-manik tasbih yang ada pada paruh burung merak. Sejarahnya ini, ucap Rido, dihubungkan dengan sosok Bathoro Katong yang bernama asli Lembu Kanigoro, putra kelima Prabu Brawijaya V.

 

Bathoro Katong merupakan nama pemberian dari Raden Patah agar adiknya ini bisa diterima oleh masyarakat setempat. Bathoro Katong berasal dari “batara” yang berarti dewa sedangkan “katong" yang berarti menampakkan diri, sehingga berarti dewa yang mewujud atau menampakkan diri dalam wujud manusia.