SURABAYA, PustakaJC.co - Belanja sering dikaitkan dengan aktivitas yang lebih banyak dilakukan oleh wanita. Meskipun sebagian orang menganggapnya sebagai kebiasaan boros, ternyata belanja juga memiliki manfaat bagi kesehatan mental. Berikut penjelasan lengkap mengenai dampak positif belanja bagi kesejahteraan mental.
Banyak yang menganggap terapi ritel hanya sebagai bentuk konsumtif atau hedonisme. Namun, penelitian menunjukkan bahwa belanja dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental.
Aktivitas ini dapat memicu pelepasan endorfin yang meningkatkan suasana hati, memperkuat sistem imun, dan memberikan efek psikologis positif lainnya. Berikut beberapa manfaat belanja untuk kesehatan mental:
Menumbuhkan Rasa Bahagia
Belanja dapat merangsang bagian otak yang memicu perasaan senang. Saat berbelanja, otak melepaskan dopamin, yaitu zat kimia yang berperan dalam menimbulkan kebahagiaan. Itulah sebabnya banyak orang merasa lebih baik setelah berbelanja, terutama saat sedang mengalami kesedihan.
Meningkatkan Kepercayaan Diri
Membeli barang yang benar-benar disukai dapat meningkatkan rasa percaya diri. Sebuah penelitian membuktikan bahwa seseorang yang memilih barang berdasarkan estetika daripada sekadar fungsi mengalami peningkatan rasa percaya diri. Ini menunjukkan bahwa belanja bisa menjadi cara untuk membangun self-esteem.
Mengurangi Kecemasan akan Masa Depan
Saat berbelanja, seseorang cenderung membayangkan bagaimana produk tersebut akan digunakan di masa depan. Hal ini secara tidak langsung membantu meredakan kecemasan dan memberikan rasa kontrol terhadap perubahan hidup yang akan datang.
Memberikan Waktu Istirahat bagi Otak
Belanja juga dapat menjadi aktivitas santai yang membantu otak beristirahat sejenak. Menurut Psychology Today, menjelajahi toko atau belanja online dapat memberikan jeda dari aktivitas berpikir yang intens, sehingga meningkatkan fokus dan kemampuan mengambil keputusan setelahnya.
Meskipun belanja memiliki manfaat, penting untuk tetap mengontrolnya agar tidak berubah menjadi kebiasaan kompulsif. Jika tidak dikendalikan, belanja dapat menjadi jalan pintas untuk mengatasi stres, kecemasan, atau kehilangan, sehingga berisiko menimbulkan kecanduan. Kondisi ini dikenal sebagai oniomania atau gangguan belanja kompulsif, yang memiliki kemiripan dengan kecanduan lainnya, seperti judi atau penyalahgunaan zat.
Belanja dapat memberikan efek positif bagi kesehatan mental, mulai dari meningkatkan kebahagiaan hingga membantu mengurangi kecemasan. Namun, penting untuk tetap menetapkan batasan agar tidak berubah menjadi kebiasaan yang merugikan, terutama dalam aspek finansial dan psikologis.
Dengan pengelolaan yang baik, belanja bisa menjadi aktivitas menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi kesejahteraan mental. (nov)