GMS 2025 Dilepas, Ribuan Peserta Antusias Menyusuri Rute Mojokerto–Surabaya

gaya hidup | 16 November 2025 05:10

GMS 2025 Dilepas, Ribuan Peserta Antusias Menyusuri Rute Mojokerto–Surabaya
Sekda Provinsi Jatim Adhy Karyono didampingi Wawali Kota Mojokerto Rachman Sidharta Arisandi berangkatkan Gerak Jalan Mojokerto - Surabaya ( GMS). (dok jatimpos)

SURABAYA, PustakaJC.co - Tradisi Gerak Jalan Mojokerto–Surabaya (GMS) kembali memikat ribuan peserta. Sabtu, (15/11/2025), massa memadati halaman Kantor Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, untuk menempuh jarak sekitar 55 kilometer hingga Tugu Pahlawan Surabaya.

 

 

 

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono, secara resmi memberangkatkan peserta. Ia menyebut GMS bukan hanya ajang olahraga, tetapi juga momentum menjaga semangat perjuangan. Dilansir dari jatimpos.co, Minggu, (16/11/2025).

 

“Gerak jalan ini bukan sekadar olahraga. Di dalamnya ada kisah panjang perjuangan para pahlawan yang harus terus kita hidupkan,” ujarnya.

 

 

 

Adhy menegaskan, GMS 2025 menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Jawa Timur, sekaligus mendorong ekonomi lokal, terutama UMKM dan sektor wisata.

 

Wakil Wali Kota Mojokerto, Rachman Sidharta Arisandi, hadir memberi dukungan. Ia menilai GMS sebagai ruang memperkuat solidaritas dan gotong royong.

 

“Momentum seperti ini mengingatkan kita bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan, minimal bagi diri sendiri dan lingkungannya,” katanya.

 

 

 

Tahun ini, panitia menghadirkan konsep tematik berlapis. Peserta diajak “menyusuri sejarah”, dimulai dari Era Majapahit, lalu suasana Pra Kemerdekaan, narasi perjuangan, hingga fase pembangunan. Di garis finis, peserta disambut konsep Gerbang Baru Nusantara, simbol arah pembangunan Jatim ke depan.

 

Sejumlah pos layanan disiapkan, mulai dari Kantor Desa Singkalan, SMPN 1 Krian, Kantor Desa Gilang, hingga pos akhir di Kelurahan Kedurus, Surabaya. Di tiap pos tersedia air minum, medis, serta ruang istirahat.

 

Dengan perpaduan olahraga, sejarah, dan patriotisme, GMS tetap menjadi ruang kebersamaan lintas generasi. Tradisi yang berlangsung puluhan tahun ini diharapkan terus hidup sebagai pengingat perjuangan para pendahulu. (ivan)