DEPOK, PustakaJC.co - Memperingati Hari Bumi ke-55, Kementerian Agama menggelar gerakan penanaman sejuta pohon Matoa. Aksi ini menjadi bentuk nyata penguatan nilai keagamaan yang berpadu dengan pelestarian lingkungan.
Kementerian Agama Republik Indonesia meluncurkan Gerakan Nasional Penanaman Sejuta Pohon Matoa sebagai langkah awal dalam program prioritas penguatan ekoteologi. Kegiatan ini dipusatkan di Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok, dan dilaksanakan serentak di seluruh provinsi di Indonesia. Dilansir dari kemenag.go.id, Rabu, (23/4/2025).
Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin langsung kegiatan penanaman perdana. Turut hadir dalam acara ini sejumlah tokoh nasional dan internasional, di antaranya Menko PMK Pratikno, Mendagri Tito Karnavian, Kepala BPJPH Ahmad Haikal Hasan, Kepala BPKH Fadlul Imansyah, Wakil Menteri Pertanian, Duta Besar Uni Emirat Arab, Duta Besar Kuwait, serta perwakilan dari Panglima TNI dan Kapolri.
Sekretaris Jenderal Kemenag, Kamaruddin Amin, menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar penanaman pohon, tetapi bagian dari komitmen spiritual dan ekologis Kementerian Agama.
“Gerakan ini merupakan bentuk implementasi ekoteologi, yaitu paradigma yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan pelestarian lingkungan. Kami ingin mendorong masyarakat beriman yang peduli bumi,” ujar Kamaruddin.
Pohon Matoa, yang berasal dari Papua, dipilih karena memiliki nilai ekologis, ekonomis, sekaligus simbol keberagaman hayati nusantara. Gerakan ini dilaksanakan di berbagai lokasi, termasuk rumah ibadah, kantor Kemenag, madrasah, pesantren, perguruan tinggi keagamaan, dan asrama haji.
Untuk mendukung keberlangsungan gerakan ini, Kemenag telah menyusun rencana aksi nasional, termasuk anggaran dan logistik. Bibit Matoa telah didistribusikan ke 34 provinsi, dan lebih dari 10.000 mitra keagamaan dilibatkan dalam implementasi di lapangan.
“Kami ingin penanaman pohon ini menjadi gerakan bersama, berkelanjutan, dan menjadi bagian dari kesadaran kolektif lintas iman dalam menjaga bumi,” sambung Sekjen Kemenag ini. (Ivan)
Dengan menanam sejuta pohon Matoa, Kemenag tak hanya menanam benih lingkungan yang lestari, tetapi juga menanam nilai-nilai spiritual yang berpijak pada keberagaman, kolaborasi, dan kesadaran ekologis bersama. (Ivan)