JAKARTA, PustakaJC.co - Indonesia tak mau lagi jadi pasar semata. Dengan populasi Muslim terbesar dunia, negeri ini siap menjadi raja baru dalam industri halal global. Pemerintah serius. Kini targetnya ialah mengguncang panggung dunia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) makin agresif memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem industri halal dunia. Lewat berbagai program strategis dan ajang berskala internasional, Indonesia kini menargetkan posisi terdepan, menyusul Malaysia dan Arab Saudi. Dilansir dari jawapos.com, Rabu, (30/4/2025).
“Negara kita punya potensi besar menjadi pemain utama dalam ekosistem halal global,” tegas Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, saat Kick-Off Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) 2025, Selasa, (29/4/2025).
Ajang Halal Indo 2025 yang akan digelar di ICE BSD City pada 25–28 September mendatang diprediksi jadi pameran halal terbesar di Tanah Air, bahkan Asia Tenggara. Tahun lalu, Halal Indo berhasil menyedot 12 ribu pengunjung, membukukan transaksi Rp1,3 miliar dan komitmen kerja sama Rp6 miliar.
Tahun ini, panitia menargetkan 15 ribu pengunjung internasional dari lebih dari 20 negara. Tema besarnya “Where Halal Meets the World”.
“Kontribusi industri halal seperti makanan, minuman, tekstil, farmasi, dan kosmetik mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 5,03% tahun 2024. Ekspor produk halal Indonesia pun mencapai USD 64,11 miliar,” urai Faisol.
Dalam laporan The State of the Global Islamic Economy Report 2023/2024, Indonesia duduk di peringkat ketiga, hanya di bawah Malaysia dan Arab Saudi. Tapi ini bukan akhir.
“Kita harus belajar dari Thailand sebagai dapur halal dunia, Korea Selatan sebagai destinasi wisata halal, juga Brasil dan Australia sebagai pemimpin daging halal,” tandasnya.
Optimisme juga datang dari kalangan pelaku usaha. Wakil Kepala Bidang Literasi, Advokasi, dan Kerja Sama KADIN, Isnaeni Iskandar, menyatakan Indonesia masih berada di jalur yang tepat, meski dihantam isu tarif impor dari AS.
“Indonesia itu ditargetkan sebagai pasar oleh AS. Jadi kita harus fokus ke dalam negeri dan memperkuat daya saing,” ujar Wakil Kepala Bidang Literasi, Advokasi, dan Kerja Sama KADIN itu.
Isnaeni juga menyebut pasar ASEAN hingga Jepang dan Korea bisa jadi titik tumpu pertumbuhan industri halal nasional.
Indonesia tak lagi puas jadi konsumen. Lewat strategi jitu dan branding halal premium, negeri ini siap menggeser dominasi lama. Era baru industri halal dunia bisa jadi dimulai dari sini dari Indonesia. (ivan)