Sulsel Pecah Telur Jadi Tuan Rumah Perdana MQK Nasional dan Asia Tenggara

pemerintahan | 30 April 2025 19:52

Sulsel Pecah Telur Jadi Tuan Rumah Perdana MQK Nasional dan Asia Tenggara
Direktur Pesantren Basnang Said. (dok kemenag.go.id)

MAKASSAR, PustakaJC.co - Untuk pertama kalinya, Sulawesi Selatan dipercaya menjadi tuan rumah Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional dan Asia Tenggara. Ajang lomba baca kitab kuning ini akan menjadi momentum penting bagi kawasan timur Indonesia untuk tampil sebagai pusat kegiatan keagamaan berbasis pesantren.

 

Rapat koordinasi persiapan MQK digelar di Makassar pada Selasa, 29 April 2025. Dalam pertemuan itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan komitmennya dalam mendukung penuh perhelatan MQK Nasional dan Asia Tenggara. Dilansir dari kemenag.go.id, Rabu, (30/4/2025).

 

“Ini merupakan kebanggaan bagi Pemprov Sulsel. Sesuai arahan Bapak Gubernur, kami akan bersinergi penuh demi menyukseskan perhelatan ini,” ujar Asisten Pemerintahan Sekda Sulsel, Arafata.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini diyakini dapat memperkuat citra keagamaan dan budaya lokal, sekaligus memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Wajo yang menjadi lokasi utama pelaksanaan MQK.

 

Direktur Pesantren Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Basnang Said, menyampaikan bahwa MQK bukan hanya sekadar ajang lomba baca kitab kuning, tetapi juga bagian dari penguatan jati diri pesantren sebagai lembaga pendidikan khas Indonesia.

 

“Pesantren sudah berdiri sejak abad ke-14, bahkan sebelum penjajahan abad ke-16. Ini adalah lembaga pendidikan yang genuine Indonesia,” tegas Basnang.

Ia juga menekankan pentingnya penyelenggaraan MQK di wilayah timur sebagai bagian dari pemerataan kegiatan keagamaan.

 

 “Selama ini terlalu terpusat di wilayah barat. Dengan MQK digelar di Sulsel, ini menjadi bukti nyata pelaksanaan visi pemerataan dalam Asta Cita,” jelasnya.

 

Basnang turut mendorong kolaborasi dengan Dinas Kebudayaan agar MQK turut menampilkan kekayaan budaya Sulsel.

 

 “Kita ingin ada warna lokal yang kuat. Ini bukan hanya kerja Kementerian Agama, tapi kerja bersama,” ujarnya.

Sebagai bentuk pelibatan daerah, Basnang bahkan menyarankan agar 24 kabupaten/kota di Sulsel dapat ikut ambil bagian dalam menyemarakkan MQK.

 

Yang membedakan MQK tahun ini adalah penerapan sistem digital. Babak penyisihan akan dilakukan secara daring melalui Computer Based Test (CBT), sejalan dengan semangat modernisasi dan transparansi dalam pelaksanaan lomba.

 

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan pusat, serta keterlibatan aktif masyarakat dan pesantren, MQK Nasional dan Asia Tenggara di Sulawesi Selatan diharapkan tidak hanya sukses secara penyelenggaraan, tetapi juga membawa dampak nyata bagi kemajuan pendidikan Islam di kawasan timur Indonesia. (ivan)