JAKARTA, PustakaJC.co - Embarkasi Haji Jakarta Pondok Gede tak hanya jadi tempat persiapan fisik jemaah, tapi juga ruang tumbuhnya empati dan kasih sayang yang tak terduga. Salah satunya terjadi antara sepasang lansia dan seorang petugas muda bernama Kiky.
Kamis, 1 Mei 2025. Di Gedung Serba Guna 2 Asrama Haji Pondok Gede, sepasang jemaah lansia tiba dengan kursi roda. Marulih dan Nuryanih, pasangan asal Duren Sawit, Jakarta Timur, tergabung dalam Kloter JKG-03. Dilansir dari kemenag.go.id, Minggu, (4/5/2025).
Kondisi fisik mereka sudah tak sekuat dulu, tapi penyambutan yang mereka terima membuat hati mereka hangat. Seorang petugas perempuan bernama Kiky menyambut dan mendampingi mereka dengan sabar dan penuh perhatian, mengantar mereka dari satu pos layanan ke pos lainnya.
“Anaknya halus bicaranya, cepat tanggap, dan sabar sekali,” ujar Nuryanih.
“Kalau boleh, rasanya ingin kami anggap seperti anak sendiri,” tambahnya dengan senyum penuh haru.
Bagi Kiky, melayani jemaah lansia adalah bagian dari panggilan hati. Sejak kepergian ayahnya beberapa tahun lalu, ia melihat setiap jemaah tua sebagai pengganti orang tuanya.
“Saya hanya ingin memastikan mereka diperlakukan dengan hormat dan penuh perhatian. Seperti saya ingin ayah saya diperlakukan jika beliau berangkat haji,” ucap petugas perempuan itu.
Hubungan yang terjalin dalam waktu singkat ini menunjukkan bahwa ibadah haji bukan sekadar perjalanan spiritual, tapi juga perjalanan hati. Embarkasi tak hanya menjadi gerbang ke Tanah Suci, tapi juga tempat pertemuan antara kasih dan kepedulian yang tulus.
Di balik setiap layanan, ada kisah yang menginspirasi. Petugas seperti Kiky membuktikan bahwa pelayanan terbaik lahir dari hati. Di embarkasi, mereka bukan hanya petugas, tapi juga keluarga sementara yang hadir dengan sepenuh jiwa untuk para tamu Allah. (ivan)