Penghulu Wajah Kemenag yang Mengabdi Tanpa Kenal Lelah

pemerintahan | 06 Mei 2025 08:14

Penghulu Wajah Kemenag yang Mengabdi Tanpa Kenal Lelah
Menag Nasaruddin secara simbolis membuka Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (Rakornas APRI) di Jakarta. (dok kemenag.go.id)

JAKARTA, PustakaJC.co - Dalam Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (Rakornas APRI). Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menyampaikan apresiasi mendalam atas pengabdian para penghulu di seluruh penjuru negeri. Senin, (5/5/2025).

 

Mereka hadir dalam setiap ijab kabul, tetapi perannya jauh lebih besar dari sekadar mencatat. Di balik senyapnya tugas penghulu, ada pengabdian yang tak kenal waktu dan medan. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut mereka sebagai wajah Kementerian Agama yang sejati. Dilansir dari kemenag.go.id, Selasa, (6/5/2025).

 

“Para penghulu adalah orang-orang yang paling berjasa. Sering kali satu kesalahan mereka seolah mencoreng semua, padahal mereka inilah yang paling banyak berbuat di lapangan,” ujar Menag.

Menurutnya, tugas penghulu bukan hanya administratif. Mereka hadir dalam momen-momen sakral masyarakat, sering kali harus menjangkau wilayah terpencil, bekerja di luar jam kantor, bahkan tanpa hari libur.

 

“Jadilah teladan dalam keluarga dan masyarakat. Jika ingin memperbaiki wajah Kementerian Agama, maka perbaiki dulu penghulunya,” pesan Nasaruddin penuh makna.

 

Menag menegaskan, hanya orang-orang pilihan yang mampu menjalani tugas sebagai penghulu. Karena itu, penghargaan terhadap peran mereka bukan hanya layak diberikan, tapi harus dirayakan bersama.

“Saya akan memberikan apresiasi khusus kepada para penghulu. Tidak semua orang bisa menjadi penghulu,” tegas imam besar Masjid Istiqlal itu.

 

Dalam Rakornas ini, Menag juga menggandeng tokoh pengembangan diri Ari Ginanjar yang dipercaya menjadi pembina APRI. Ari hadir membawa materi tentang penguatan karakter dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung tugas penghulu di era digital.

 

“Materinya sangat bagus. Bagaimana AI bisa digunakan mendukung pekerjaan penghulu. Saya harap ini bisa dikembangkan secara nasional,” kata Menag optimistis.

 

Di tengah modernisasi dan tantangan sosial keagamaan, para penghulu menjadi garda depan yang menyatukan tradisi dan kemajuan. Dengan dedikasi yang sering luput dari sorotan, mereka layak disebut bukan hanya pencatat pernikahan, tapi penjaga harmoni sosial. (ivan)