Khofifah Tinjau Longsor Trenggalek, Pastikan Warga Direlokasi dan Dapat Hunian Baru

pemerintahan | 23 Mei 2025 14:19

Khofifah Tinjau Longsor Trenggalek, Pastikan Warga Direlokasi dan Dapat Hunian Baru
Gubernur Khofifah saat meninjau lokasi longsor di Trenggalek. (dok jatimpos)

TRENGGALEK, PustakaJC.co - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menunjukkan kepeduliannya terhadap warga terdampak longsor di Trenggalek. Ia turun langsung ke lokasi bencana dan memastikan hunian baru akan segera dibangun bagi warga terdampak, termasuk yang tinggal di zona rawan.

Bencana longsor yang terjadi di Dusun Kebonagung, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek pada 19 Mei 2025 menimbulkan dampak besar. Enam warga dilaporkan hilang, dan puluhan lainnya harus mengungsi. Dalam situasi krisis tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa datang langsung ke lokasi bencana, untuk memastikan langkah cepat penanganan. Dilansir dari jatimpos.co, Jumat, (22/5/2025).

Khofifah menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menyiapkan skema pembangunan hunian tetap (huntap) untuk para korban. Tak hanya mereka yang rumahnya tertimbun, tetapi juga yang tinggal di wilayah yang dinilai rawan longsor dan direkomendasikan untuk relokasi.

“Saya sampaikan, bukan hanya rumah yang tertimbun, tetapi rumah yang terdampak juga akan dibantu. Jika lahan relokasi sudah ditentukan dan dinilai aman oleh pemkab, maka Pemprov siap membangun,” ujar Khofifah saat berdialog dengan warga dan aparat setempat.

Langkah ini, lanjut Khofifah, menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk menjamin keselamatan dan masa depan warga. Namun, proses relokasi tidak bisa tergesa-gesa. Identifikasi lahan yang aman dan bisa diterima secara sosial oleh masyarakat adalah prioritas.

“Kalau membangun, Insya Allah dalam waktu cepat kita bisa lakukan. Tapi kalau lahan, saya minta tolong pemkab segera mengidentifikasi titik-titik yang memungkinkan dan sesuai dengan mata pencaharian masyarakat,” tambah Gubernur Jatim itu.

Khofifah juga mengingatkan pentingnya pendekatan sosial dalam menentukan lokasi relokasi. Ia mencontohkan pengalaman serupa saat relokasi warga di Desa Sumurup.

“Tanah itu punya sejarah, punya riwayat. Tidak mudah tiba-tiba pindah begitu saja. Karena di sanalah mereka hidup, bekerja, dan membesarkan keluarga,” ungkap Gubernur perempuan pertama.

Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini juga menegaskan bahwa proses relokasi harus sejalan dengan kebutuhan riil warga dan tidak hanya selesai di atas kertas. Ia mendorong kolaborasi erat antara pemkab, pemdes, dan masyarakat.

“Yang penting kita gotong royong. Saya lihat kepala desa sudah sangat aktif, ini penting supaya relokasi betul-betul membawa rasa aman dan keberlanjutan hidup bagi masyarakat,” kata Ketua Muslimat NU ini.

Sementara itu, upaya pencarian enam warga yang hilang terus dilakukan. Tim gabungan, termasuk anjing pelacak dan Tim Inavis Polri, dikerahkan untuk mempercepat identifikasi.

“Mohon doa dari semuanya agar proses pencarian dan identifikasi diberi kemudahan. Kami semua bekerja keras di lapangan,” tandas Khofifah.

Kehadiran Khofifah di tengah warga terdampak bukan hanya simbol empati, tapi juga bukti bahwa pemerintah hadir. Di tengah longsor yang mengguncang kehidupan, komitmen untuk membangun kembali menjadi harapan baru bagi warga Trenggalek. (ivan)