BPBD Jatim Siap Siaga Masuki Musim Kemarau 2025

pemerintahan | 04 Juli 2025 18:45

BPBD Jatim Siap Siaga Masuki Musim Kemarau 2025
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto. (Dok bpbd jatim)

BERITA INI DISUPORT OLEH BPBD JATIM

 

SURABAYA, PustakaJC.co - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur siap siaga tangani kekeringan yang terjadi di wilayah Jatim pada musim kemarau ini. Meskipun saat ini kemarau baru beberapa daerah di Jatim yang telah memasuki musim kemarau.

 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, mengatakan menurut BMKG sebagian wilayah Jawa Timur telah memasuki musim kekeringan.

 

Selain itu, berdasarkan analisis data dan memperhatikan dinamika atmosfer dari BMKG baik global maupun regional, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum awal musim kemarau tahun 2025 di Jatim sebagian besar diprakirakan terjadi pada Bulan Mei dengan sifat hujan akan berada pada kondisi normal. 

 

"Di Jatim, awal musim kemarau tahun 2025 diprakirakan mundur (32,4%), sama (39,2%) dan maju (28,4%) dari normalnya," ujarnya kepada PustakaJC.co, Jumat (4/7/2025).

 

Gatot menambahkan, musim kemarau tidak menutup kemungkinan masih terjadi hujan, namun tidak sesering pada musim penghujan. Sehingga disebut kemarau basah. Sementara puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus 2025.

 

Sebagai langkah antisipasi, BPBD Jatim telah mempersiapkan beberapa upaya seperti rapat koordinasi dan mendata potensi wilayah terdampak kekeringan di Jawa Timur. Rapat koordinasi tersebut dilakukan bersama BPBD kab/kota se-Jatim terkait dengan antisipasi menghadapi kekeringan. 

 

"Saat ini sudah ada beberapa wilayah yang melaporkan potensi kekeringan di wilayahnya," kata Gatot.

Gatot menjelaskan, guna antisipasi pihaknya telah menyiapkan peralatan seperti tandon dan jerigen guna penampungan air, selain itu juga telah kami siapkan air yang akan digunakan untuk dropping di wilayah masyarakat yang membutuhkan. Tentu saja droping air dilaksanakan dengan mekanisme yang telah disepakati.

 

BPBD kabupaten/kota dalam upaya mitigasi juga melakukan hal yang sama, pada beberapa wilayah di jawa timur telah melakukan pembuatan sumur bor yang dibantu oleh BNPB seperti di Bojonegoro dan Gresik tahun lalu. Dengan adanya sumur bor ini diharapkan beberapa wilayah yang biasanya terdampak kekeringan sudah dapat teratasi.

 

Sampai saat ini sudah ada empat kabupaten yang menetapkan status kedaruratan kekeringan yaitu Bondowoso yang telah menetapkan tanggap darurat. Sedikitnya 400 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Botolinggo, Kabupaten Bondowoso, mengalami kesulitan air bersih akibat musim kemarau yang melanda sejak beberapa waktu terakhir. Untuk membantu warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso mengirimkan bantuan air bersih sebanyak 10 ribu liter, pada Rabu (2/7/2025) lalu.

Droping air bersih tersebut menyasar dua dusun di Desa Lumutan yang menjadi langganan kekeringan tiap musim kemarau, yaitu Dusun Belengguan dan Dusun Secang.

 

Total ada 400 KK yang kami suplai air bersih hari ini. Masing-masing dusun kami kirimkan menggunakan dua truk tangki berkapasitas 5.000 liter, terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bondowoso, Sigit Purnomo. 

 

Secara rinci, Dusun Belengguan yang mencakup RT 80—84 RW 05 dihuni oleh 175 KK, sedangkan Dusun Secang di RT 85—89 RW 16 terdapat 225 KK. Proses distribusi dilakukan dalam cuaca cerah berawan tanpa hambatan berarti.

 

BPBD Bondowoso mengerahkan dua unit truk tangki masing-masing bermuatan 5.000 liter.

 

Kolaborasi lintas sektor juga dilakukan agar distribusi berjalan lancar. Selain BPBD, kegiatan ini melibatkan Pemerintah Kecamatan Botolinggo, Koramil, Polsek, Pemerintah Desa Lumutan, serta warga setempat, tambah Sigit. 

 

Sigit memastikan upaya droping air bersih akan terus dilakukan selama musim kemarau, terutama di wilayah yang sudah terpetakan sebagai daerah rawan kekeringan oleh BPBD Bondowoso.

Kami imbau masyarakat tetap hemat air, dan bagi wilayah yang mengalami kekurangan air bersih agar segera melaporkan ke BPBD melalui perangkat desa atau kecamatan, pungkasnya. (int)