JAKARTA, PustakaJC.co – Kementerian Kebudayaan (Kemenkebud) terus melanjutkan proyek penulisan ulang sejarah nasional. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan, proses ini dilakukan secara ilmiah dan terbuka dengan melibatkan 113 sejarawan dari 34 kampus di seluruh Indonesia.
“Yang menulis sejarah adalah para sejarawan, bukan politisi, bukan aktivis, bukan NGO, bukan LSM,” ujar Fadli Zon, dikutip dari jawapos.com, Minggu, (6/7/2025).
Ia menjelaskan, penulisan ulang ini bukan dimulai dari nol. Sumber-sumber sejarah lama tetap digunakan, namun ditambah dengan pembaruan berdasar temuan baru. Beberapa di antaranya:
•Warisan budaya di Leang-Leang, Sulawesi Selatan, yang berusia 51.200 tahun.
•Temuan di Situs Bongal, Tapanuli Utara, yang mengindikasikan masuknya Islam ke Nusantara sejak abad ke-7, bukan abad ke-13.
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                