BPS merinci, penurunan terbesar justru terjadi di wilayah pedesaan, yakni 105.290 jiwa atau turun 0,44 persen poin. Sedangkan di perkotaan, penurunan sebesar 1.510 jiwa atau 0,12 persen poin.
Tak hanya itu, disparitas kemiskinan desa-kota juga makin menyempit. Pada 2019 selisihnya mencapai 7,59 persen, kini menjadi 5,86 persen saja di 2025.
Gini Ratio, indikator ketimpangan pendapatan, juga mencatat penurunan tipis dari 0,373 (Sept 2024) menjadi 0,369 (Maret 2025). Artinya, kesenjangan antar kelompok masyarakat juga makin mengecil.
“(Data BPS) ini menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin makin mendekati garis ambang kemiskinan, dan ketimpangan antar kelompok miskin semakin menurun,” tambah Khofifah.