Pencarian Dalang Kerusuhan Agustus Dimulai, Publik Desak Pembentukan Tim Independen

pemerintahan | 10 September 2025 18:36

Pencarian Dalang Kerusuhan Agustus Dimulai, Publik Desak Pembentukan Tim Independen
Kapolri Rangkul TNI, BIN, dan BAIS, Masyarakat Sipil Desak Prabowo, Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Independen

JAKARTA, PustakaJC.co – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya tengah menelusuri aktor di balik kerusuhan yang terjadi di sejumlah kota pada akhir Agustus lalu. Dalam penyelidikan ini, Polri bekerja sama dengan TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN).

 

 

“Kerja sama antara TNI, Polri, dan masyarakat, didukung doa dari ulama, menjadi kunci terciptanya kondisi yang kondusif,” ujar Jenderal Sigit di Polda Metro Jaya, dikutip dari surabayapagi.com, Rabu, (10/8/2025).

 

Ia menekankan pentingnya pengumpulan fakta untuk memastikan keamanan masyarakat tetap terjaga.

 

 

 

Sementara itu, Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi, mendorong Presiden RI Prabowo Subianto segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGPF). Tim ini diharapkan dapat menginvestigasi tindakan anarkis, penjarahan properti publik, hingga fasilitas milik anggota DPR dan seorang menteri.

 

“Dibutuhkan klarifikasi menyeluruh agar masyarakat mengetahui siapa dalang, bagaimana operasi berlangsung, serta tujuan politiknya. Tanpa itu, ketidakpastian dan kecemasan publik akan terus meningkat,” kata Hendardi. 

 

Ia menambahkan, TGPF penting untuk membedakan antara aspirasi demokratis yang sah dengan agenda politik terselubung.

 

Hendardi juga menekankan keterbukaan informasi sebagai hak publik. Menurutnya, pemerintah perlu melibatkan akademisi, tokoh masyarakat, media, dan aparat hukum agar penanganan kerusuhan tidak salah sasaran.

 

 

 

Senada, Senior PDIP Hendrawan Supratikno menyoroti besarnya dampak kerusuhan ini. 

 

“Dari skala kerusakan, kerusuhan akhir Agustus lebih besar dibanding 1998. Publik perlu tahu siapa yang bermain di balik pergerakan ini, termasuk di ranah digital,” ujarnya. 

 

Ia menilai pembentukan tim independen dengan integritas tinggi bisa menjadi “vitamin demokrasi” dan momentum untuk kembali ke cita-cita proklamasi dan reformasi.

 

Data dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencatat 3.337 massa aksi ditangkap di 20 kota. Sebanyak 1.042 orang dilarikan ke rumah sakit, dan 10 orang meninggal dunia. KontraS melaporkan hingga 6 September masih terdapat 8 orang yang hilang. (ivan)