Menag RI Tegaskan Pesantren Jadikan Indonesia Kiblat Peradaban Islam

pemerintahan | 23 September 2025 19:07

Menag RI Tegaskan Pesantren Jadikan Indonesia Kiblat Peradaban Islam
Nasaruddin Umar saat berada di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. (dok bhirawa)

JOMBANG, PustakaJC.co – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menegaskan pesantren memiliki peran penting dalam mengantarkan Indonesia sebagai kiblat peradaban Islam dunia. Hal itu disampaikan saat membuka rangkaian Ithlaq Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin, (22/9/2025).

 

Menurutnya, santri di era modern bukan hanya penjaga tradisi, tetapi juga agen perubahan yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Dilansir dari bhirawaonline.co.id, Selasa, (23/9/2025).

 

“Santri harus mampu memperkuat moderasi beragama, menjaga persatuan, serta menghadirkan wajah Islam rahmatan lil ‘alamin di tengah masyarakat global,” tegasnya.

 

 

 

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, dalam laporannya menambahkan bahwa tema besar Hari Santri 2025 “Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia” bukan sekadar slogan. 

 

“Resolusi Jihad 10 November 1945 adalah bukti nyata kontribusi santri terhadap lahirnya Republik. Semangat itu terus hidup hingga hari ini,” ujar Amien.

 

Amien menegaskan, pesantren adalah tradisi pendidikan Islam yang unik dan diakui para orientalis sebagai pusat peradaban. 

 

 

“Pesantren membentuk wajah Islam Indonesia yang damai, inklusif, sekaligus terbuka terhadap budaya mana pun tanpa kehilangan jati diri,” tandas Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian ini.

 

Peringatan Hari Santri 2025 kali ini juga berbeda dengan tahun sebelumnya karena diwarnai program sosial, salah satunya layanan cek kesehatan gratis di berbagai pesantren, terutama di Jawa Timur.

 

Acara Ithlaq di Tebuireng menjadi refleksi historis sekaligus proyeksi masa depan Indonesia. Melalui peran santri dan pesantren, pemerintah berharap Indonesia semakin kokoh sebagai bangsa religius, toleran, dan berdaya saing global. (ivan)