SURABAYA, PustakaJC.co – Literasi di Jawa Timur makin mudah diakses. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jatim meluncurkan Perpustakaan Buka Malam dan program Dulurku untuk memperluas kesempatan masyarakat mendapatkan bacaan berkualitas di era digital.
Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, mengatakan,
“Perpustakaan tidak hanya sebagai pusat informasi, tapi juga wahana pendidikan dan rekreasi. Dengan jam layanan lebih panjang, manfaatnya akan terasa bagi masyarakat yang datang setelah jam kerja, kuliah, atau sekolah,” ujarnya.
Disperpusip Jatim memperpanjang jam operasional perpustakaan hingga pukul 19.30 WIB setiap hari kerja. Selain itu, Disperpusip Jatim juga memperkenalkan program Dulurku, yang memungkinkan masyarakat maupun lembaga menyumbangkan buku untuk disalurkan ke komunitas atau institusi yang membutuhkan.
Tiat menambahkan bahwa program ini bertujuan memperluas akses bacaan bermutu dan menumbuhkan budaya membaca di Jawa Timur secara merata.

Peluncuran kedua program ini bertepatan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Informasi 2025, yang berlangsung 22–24 September 2025 di Auditorium Literasi (Ausi) Disperpusip Jatim, Surabaya. Sebanyak 180 peserta, dari kalangan guru, pustakawan, dan pegiat literasi, dibekali keterampilan mencari, memilah, mengkritisi, dan memanfaatkan informasi secara bijak.
Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekdaprov Jatim, Imam Hidayat, menegaskan pentingnya literasi informasi di era digital.
“Digitalisasi membawa banyak manfaat, tapi juga risiko hoaks dan disinformasi. Perpustakaan harus menjadi garda terdepan agar masyarakat bisa lebih bijak menggunakan informasi,” kata Imam.

Menurut data APJII, penetrasi internet di Jawa Timur mencapai 81,79 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Indeks kegemaran membaca masyarakat Jatim tahun 2024 tercatat 77,15, naik dari 69,78 pada 2023, menempatkan Jawa Timur di urutan ketiga nasional setelah DIY dan Bangka Belitung.
Tiat menutup, bahwa peningkatan literasi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Kolaborasi seluruh elemen masyarakat diperlukan agar perpustakaan benar-benar menjadi pusat literasi, inovasi, dan pemberdayaan.
Dengan layanan buka malam dan program Dulurku, literasi di Jawa Timur kini lebih mudah dijangkau, membuka peluang bagi seluruh masyarakat untuk menjadi lebih cerdas dan produktif. (ivan)