MOJOKERTO, PustakaJC.co - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur kembali menggelar Workshop Konservasi Cagar Budaya 2025 di Hotel Royal Trawas, Mojokerto, pada 18–20 November 2025. Kegiatan ini diikuti puluhan Juru Pelihara (Jupel) dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Selama tiga hari, para peserta tidak hanya menerima materi di kelas, tetapi juga mengikuti praktik konservasi langsung di Candi Jedong, Kabupaten Mojokerto. Melalui kegiatan ini, Disbudpar Jatim berupaya meningkatkan keterampilan teknis Jupel sebagai garda terdepan pelestarian warisan budaya. Dilansir dari jatimpos.co, Rabu, (19/11/2025).
Kepala Disbudpar Jatim, Evy Afianasari, menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas Jupel dalam menjaga keberlanjutan cagar budaya di Jawa Timur. Ia menuturkan bahwa cagar budaya merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan berkelanjutan.
“Pemeliharaan dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan akibat pengaruh alam maupun aktivitas manusia. Konservasi dengan treatment khusus pada material cagar budaya menjadi langkah penting yang harus dikuasai para Jupel,” ujarnya.
Evy menjelaskan bahwa Pemprov Jatim bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan telah menempatkan tenaga pelestari di sejumlah situs sejarah. Meski begitu, meningkatnya ancaman kerusakan membuat peningkatan kompetensi menjadi kebutuhan mendesak.
Ia berharap melalui workshop ini, peserta dapat menguasai teknik konservasi yang benar—baik secara teori maupun praktik—sehingga mampu menerapkannya di lokasi tugas masing-masing.
“Kerusakan cagar budaya, baik karena alam maupun manusia, berarti hilangnya aset sejarah bangsa. Karena itu, ketepatan metode konservasi menjadi faktor penting dalam menjaga kelestarian situs-situs heritage kita,” tegas Evy.
Dalam sesi praktik di Candi Jedong, para peserta mendapat kesempatan mempelajari teknik perawatan langsung dengan panduan tenaga ahli. Peralatan-peralatan konservasi sederhana diperkenalkan agar dapat digunakan secara efektif di lapangan.
Melalui pelatihan ini, Disbudpar Jatim berharap kualitas pengelolaan dan pemeliharaan cagar budaya semakin meningkat, sehingga warisan sejarah dapat terus terjaga dan diwariskan ke generasi berikutnya. (ivan)