SURABAYA, PustakaJC.co - Ratusan warga, mayoritas ibu rumah tangga, memadati halaman Gedung Pandan Sari, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Minggu, (16/11/2025). Mereka antre sejak pukul 10.00 WIB untuk mendapatkan sembako murah dalam gelaran pasar murah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dipimpin langsung Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
Bermodal kupon, warga menukar sembako seperti beras medium dan telur dengan harga lebih murah dari pasaran. Novi, warga setempat, menyebut selisih harga sangat terasa di tengah tingginya kebutuhan pokok. Dilansir dari bhirawaonline.co.id, Senin, (17/11/2025).
“Beli telur dua kilogram bedanya bisa sampai empat sampai lima ribu rupiah. Pasar murah ini harus rutin, minimal dua bulan sekali,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Fajarini, warga Sememi, yang berharap kuota ditambah agar lebih banyak warga bisa merasakan manfaatnya.
“Harganya murah sekali. Terima kasih Bu Khofifah, semoga kuotanya ditambah, karena masyarakat kecil sangat terbantu,” katanya.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pasar murah bukan untuk bersaing dengan pasar tradisional, melainkan membantu stabilisasi harga dan menekan inflasi.
“Pasar murah harus jauh dari pasar tradisional. Ini intervensi Pemprov agar sembako murah mudah dijangkau, terutama wilayah padat seperti Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo,” jelasnya.
Setiap lokasi pasar murah menyiapkan rata-rata 500–600 kuota pembeli, dengan stok beras mencapai 10 ton dan pembelian dibatasi maksimal dua pack (10 kg) per orang.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menilai pasar murah ini berdampak ganda: membantu warga sekaligus menggerakkan UMKM.
“UMKM juga diborong Bu Khofifah. Ini bukan hanya meringankan beban masyarakat, tapi juga menggerakkan ekonomi,” ujarnya. (ivan)