SURABAYA, PustakaJC.co - Proses pengambilan PIN Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jatim 2025 mendapat perhatian langsung dari Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Saat meninjau SMA Negeri 5 Surabaya pada Senin (9/6/2025), Emil menemukan adanya ketidaksesuaian data antara nilai rapor siswa dengan yang tercantum di sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
“Ternyata kita menemukan ada perbedaan antara nilai rapor dengan yang ada di Dapodik. Kalau ada jaminan sama, kami tinggal tarik saja nilainya. Kalau berbeda, kan, yang dirugikan siswanya,” ujar Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, dikutip dari jatimnow.com, Selasa, (10/6/2025).
PIN SPMB merupakan kode identifikasi penting bagi siswa yang hendak mendaftar ke SMA/SMK negeri di Jawa Timur. Tanpa PIN ini, siswa tidak bisa melanjutkan ke tahap pendaftaran utama.
Melihat kondisi ini, Emil mengusulkan penambahan tahap verifikasi untuk memastikan data yang masuk benar-benar akurat dan adil bagi semua calon peserta.
“Kami menambahkan tahapan ekstra, tapi ini memberikan akurasi dan keadilan yang lebih baik. Karena ini menyangkut masa depan siswa, lebih baik ada sedikit usaha tambahan,” jelasnya.
Emil juga menyoroti metode penilaian di jalur akademik yang menggunakan nilai rapor semester 1 sampai 5. Menurutnya, sistem ini masih memiliki kelemahan karena adanya perbedaan standar penilaian dan indeks prestasi antar-sekolah.
“Yang jadi kasihan, kan, bagaimana nasib anak yang tidak berasal dari SMP dengan indeks prestasi tinggi. Karena memang ada unsur subjektivitas, bisa jadi soal ujiannya lebih mudah atau lebih sulit,” tambah Emil.
Ia menekankan, perbaikan sistem SPMB tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah provinsi, tetapi juga butuh intervensi dari pemerintah pusat.
“Ini tidak sempurna. Nah, bagaimana kita membenahi ini memang harus didiskusikan. Ini tidak bisa sakarepe gubernur, karena ini ranahnya menteri pendidikan. Sekarang ada wacana TKA (Tes Kompetensi Akademik), ya kita ikuti dan kita lihat,” tutup Plt Gubernur Jatim ini.
Emil menegaskan komitmen Pemprov Jatim untuk terus menyempurnakan sistem seleksi SPMB agar lebih transparan, adil, dan berpihak pada siswa. Langkah-langkah korektif pun mulai dilakukan, termasuk mendorong verifikasi data yang lebih ketat dan mendukung inisiatif Tes Kompetensi Akademik dari pusat. (ivan)