Kolaborasi Unitomo, Unesa, dan BRIN Bandung Kembangkan AI Berbasis Nurani untuk SDM Unggul

pendidikan | 24 Oktober 2025 18:31

Kolaborasi Unitomo, Unesa, dan BRIN Bandung Kembangkan AI Berbasis Nurani untuk SDM Unggul
Suasana diskusi hangat dengan topik AI dan Hati Nurani untuk SDM unggul Indonesia. (dok jatimpos)

BANDUNG, PustakaJC.co — Udara segar Bandung selepas hujan mengiringi pertemuan penting di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun, Kamis, (23/10/2025). Di dalam gedung futuristik itu, diskusi hangat antara peneliti Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan BRIN Bandung berlangsung penuh ide dan semangat.

 

Mereka membahas satu misi besar: mengembangkan AI-Based Career Readiness Model, sistem berbasis machine learning dan natural language processing untuk menganalisis CV serta video perkenalan mahasiswa, mencocokkannya dengan kebutuhan industri, dan membantu universitas menyesuaikan kurikulum. Dilansir dari jatimpos.co, Jumat, (24/10/2025).

 

Kepala Pusat Riset BRIN, Dr. Anto Satriyo Nugroho, menegaskan bahwa kecerdasan buatan harus berorientasi pada kemanusiaan.

 

“AI bukan hanya alat pintar. Ini jendela baru untuk melihat realitas sosial. Dengan data yang tepat, kita bisa mengambil keputusan yang lebih manusiawi,” ujarnya.

 

 

 

Ketua Tim Peneliti RIIM–Kompetisi 2025, Dr. Meithiana Indrasari, juga menekankan pentingnya keseimbangan antara teknologi dan nurani.

 

“Riset ini bukan sekadar laporan akademik. Kami ingin membangun ekosistem yang menumbuhkan manusia, bukan mesin. AI boleh menghitung, tapi manusia tetap yang memutuskan,” tegasnya.

 

Dari pertemuan tersebut lahir berbagai gagasan lanjutan, mulai dari pengembangan Career Development Center berbasis AI, riset keamanan siber, hingga sistem analisis data lintas kampus.

 

 

 

Diskusi yang dihadiri Dr. Eko Pamuji dan Tatak Setiadi, M.A. (Unesa), Alda Raharja, S.Kom., M.MT. dan Tri Handayani, S.Kom., M.S.M. (Unitomo), serta peneliti BRIN, menjadi bukti kuat bahwa masa depan pendidikan harus dibangun atas kolaborasi dan empati.

 

Program ini merupakan bagian dari Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) dengan skema pendanaan kompetitif BRIN untuk riset aplikatif nasional. Proyek Unitomo akan berjalan tiga tahun (2025–2027), mengintegrasikan kebijakan, akademik, dan teknologi kecerdasan buatan dalam ekosistem pembelajaran baru.

 

Menjelang sore, gerimis tipis kembali turun di Bandung. Para peneliti berkemas dengan semangat baru. Mereka sadar, proyek ini bukan sekadar soal algoritma, tapi tentang masa depan mahasiswa dan makna kemanusiaan dalam pendidikan tinggi.

 

Di tengah dunia yang serba cepat, AI bisa memproses data dan memberi prediksi. Tapi hanya manusia yang bisa menafsirkan makna. Di situlah masa depan pendidikan akan dibangun — ketika AI dan hati nurani berjalan berdampingan. (ivan)