Mewakili generasinya. Bung Tomo menuangkan kritiknya dalam Konsepsi Pejuang 45 yang ditujukan kepada pimpinan ABRI. Dirinya berharap Soedjono dan Ali dicopot dari Aspri dan dikembalikan ke ranah ABRI yang sesuai.
“Aksi-aksi yang dijalankan oleh aspri-aspri presiden yang bersifat ‘cari rezeki’ dengan dalih apapun, dengan mempergunakan kewibawaan kekuasaan Jalan Cendana, sulit untuk ditolerir masyarakat,” ujar Bung Tomo dalam Menembus Kabut Gelap: Bung Tomo Menggugat.
Kritik juga datang dari lingkungan kampus. Edy Budiyarso dalam Menentang Tirani: Aksi Mahasiswa 77/78 merekam aksi mahasiswa yang saat itu mencecar Soedjono sebagai dukun palsu karena memang sudah dikenal sebagai penasehat spiritual Soeharto.
Tetapi, Soeharto tetap membiarkan Aspri bekerja sampai Malapetaka 15 Januari 1974 (Malari) pecah. Setelahnya Soeharto mengambil keputusan, Aspri ditiadakan dan semuanya dipulangkan ke posisinya semula,