SURABAYA, PustakaJC.co - Prof. Salim Said merupakan salah satu sosok yang hidup di lintas zaman Indonesia. Ia lahir pada 10 November 1943 di Parepare, Sulawesi Selatan. Ia menjalani pendidikan dasar di kota kelahirannya. Kemudian, ia meneruskan sekolahnya di Surakarta Jawa Tengah saat menjalani jenjang Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA).
Prof. Salim Said dikenal sebagai sosok yang haus akan ilmu. Ia pernah menimba ilmu di Akademi Teater Nasional Indonesia (1964–1965), Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1963–1968, tidak selesai), hingga Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (1977).
Fakultas FISIP UI inilah yang membawa nama Salim Said melanglang buana dan dikenal masyarakat Indonesia atas pemikiran-pemikirannya.
Tiga tahun setelah lulus dari Universitas Indonesia, gelar akademik Salim Said menyusul dengan meraih M.A. dari Ohio University (1980). Belum selesai sampai di sana, pada 1985, ia berhasil mendapat gelar Ph.D. dari Ohio State University, Columbus, Amerika Serikat.
Salim Said dikenal sebagai pengamat militer. Desertasi doktornya mengambil judul “Sejarah dan Politik Tentara Indonesia.” Buku-bukunya yang telah diterbitkan juga banyak memuat kondisi politik dan militer Indonesia.
Prof. Salim Said dikenal sebagai sosok yang sangat kritis. Di usianya yang baru di angka 20-an, ia tercatat pernah menjadi Redaktur di Pelopor Baru, Angkatan Bersenjata. Prof. Salim Said juga menjadi sederet tokoh hebat yang pernah menjabat di perusahaan media yang vokal menyuarakan kritikan dan masih eksis hingga saat ini, Tempo. Ia menjadi Redaktur di Tempo selama 16 tahun (1971 – 1987).
Prof. Salim Said bukanlah sosok yang hanya menggeluti satu bidang. Pada awal tahun 2000-an, Prof. Salim diangkat menjadi dosen luar biasa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Baru lima tahun menjadi dosen, Prof. Salim telah berhasil melampaui syarat angka kredit. Pada 2005, ia akhirnya diangkat menjadi guru besar Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Tidak berhenti di sana, Prof. Salim juga merupakan sosok yang menaruh minat terhadap dunia sastra. Tulisan-tulisannya mengenai sastra dimuat dalam Mimbar Indonesia, Bahasa dan Budaya, Horison, Budaya Jaya, dan masih banyak lagi.
Selain itu, ia juga banyak menulis tentang film. Ia bahkan telah menerbitkan buku tentang film berjudul Profil Dunia Perfilman Indonesia (1982). Salim Said pernah menjadi Anggota Dewan Film Nasional dan Dewan Kesenian Jakarta.
Atas kontribusinya di dunia jurnalistik dan perfilman Indonesia, Prof. Salim Said dikenal sebagai Bapak Pers dan Perfilman Nasional.
Salim tercatat pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Republik Ceko (2006-2010). Pada usianya 75 tahun, Salim menyabet Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) di bidang pemikiran sosial.
Mengenal Surastri Karma Trimurti, Pejuang Pers Wanita Pertama di Indonesia
Daftar Buku Salim Said
Profil Dunia Film Indonesia (1982)
Shadows on the Silver Screen: A Social History of Indonesian Film (1991)
Cinema of Indonesia Aspects of Indonesian Culture (1991)
Pantulan Layar Putih: Film Indonesia dalam Kritik dan Komentar (1991)
Dari Festival ke Festival: Film-Film Manca Negara dalam Pembicaraan (1994)
Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak (2001)
Wawancara Tentang Tentara dan Politik (2001)
Tumbuh dan Tumbangnya Dwifungsi: Perkembangan Pemikiran Politik Militer Indonesia 1958-2000 (2002)
Soeharto's Armed Forces: Problems of Civil Military Relations in Indonesia (2006)
Legitimizing Military Rule: Indonesian Armed Forces Ideology, 1958-2000 (2006)
Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian (2013)
Gestapu 65: PKI, Aidit, Sukarno, dan Soeharto (2015)
Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto (2016)
Ini Bukan Kudeta: Reformasi Militer Indonesia, Mesir, Thailand, dan Korea Selatan (2018)
Krisis Aktor, Teater Sutradara, dan Pasar (2018)
Jangan Banyak Tanya, Ini Cuma Dongeng: Sejumlah Tulisan Tentang Sastra (2018)
Jejak Kontribusi Solihin GP dan Bagaimana Masyarakat Mengenangnya
(int)