Ma’ruf Amin

Minta MUI Tak Takut Dituding Antek Pemerintah jika Dukung Program Rakyat

tokoh | 28 Juli 2025 05:46

Minta MUI Tak Takut Dituding Antek Pemerintah jika Dukung Program Rakyat
Wakil Presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin. (do surabayapagi)

JAKARTA, PustakaJC.co - Wakil Presiden ke-13 RI Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak perlu takut disebut sebagai “antek pemerintah” selama mendukung program yang benar dan berpihak kepada rakyat. Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada Milad ke-50 MUI di Asrama Haji, Jakarta Timur.

“Ada program pemerintah benar, baik untuk kepentingan rakyat, tidak usah takut dikatakan menjadi antek pemerintah, itu harus kita dukung semuanya,” ujar Ma’ruf Amin. Dikutip dari Surabaya pagi.com, Senin, (28/7/2025).

Menurut Ma’ruf, MUI sejak awal memang didirikan sebagai mitra strategis pemerintah. Ia menekankan, MUI perlu menjadi “sahabat yang jujur dan benar” bagi pemerintah dengan cara memberikan nasihat, bukan kritik nyinyir.

“Tausiyah itu adalah bentuk cinta. Kalau MUI memberi tausiyah kepada pemerintah, itu artinya MUI mencintai pemerintah,” katanya.

Ma’ruf juga mengapresiasi sikap Presiden Prabowo Subianto yang berniat menguatkan penerapan Pasal 33 UUD 1945, yang menegaskan bahwa perekonomian harus berdasar pada asas kekeluargaan, bukan pada kekuatan konglomerasi atau neoliberalisme.

“Ketika Pak Prabowo mengatakan akan menjalankan Pasal 33, saya katakan, kami dukung. Dan itu sesuai dengan gerakan MUI,” ujarnya.

Namun, Ma’ruf mengingatkan bahwa penerapan pasal tersebut harus dibarengi dengan penguatan struktur dan perlindungan bagi rakyat kecil, terutama perempuan dan anak.

 

“Kalau belum siap, rakyat bisa jadi ‘santapan predator’. Kuatkan sayapnya dulu, siapkan dia,” ucapnya.

Presiden Prabowo sebelumnya juga menyinggung pentingnya Pasal 33 sebagai arah pembangunan nasional.

“Pasal 33 itu sederhana tapi menyelamatkan negara. Esensi negara bukan Cuma prosedur demokratis, tapi rakyat yang kenyang, aman, dan tidak hidup dalam kemiskinan,” kata Prabowo saat Harlah ke-27 PKB di JCC, Jakarta, (23/7/2025).

Ia juga mengkritik pendekatan neoliberalisme yang menurutnya hanya memperkaya segelintir orang dan tidak menjawab kebutuhan dasar rakyat.

 

“Katanya kekayaan menetes ke bawah, tapi kenyataannya menetesnya lama banget,” sindir Prabowo.

Pernyataan Ma’ruf Amin dan Presiden Prabowo ini menjadi pengingat bahwa pembangunan ekonomi yang adil tidak bisa lepas dari semangat kebersamaan dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Dukungan dari elemen masyarakat seperti MUI akan sangat berarti, bukan hanya dalam legitimasi moral, tapi juga sebagai mitra dalam membangun kesejahteraan nasional secara inklusif. (ivan)