JAKARTA, PustakaJC.co - Kementerian Agama tengah mematangkan standar mutu pendidikan Magister (M2) dan Doktor (M3) Ma’had Aly. Uji publik yang digelar di Jakarta, 4–6 Agustus 2025 ini melibatkan para ulama, pakar, dan pimpinan Ma’had Aly se-Indonesia untuk memastikan kualitas akademik yang berakar pada tradisi pesantren, namun siap bersaing di level global.
Ketua Majelis Masyayikh, KH. Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin), menegaskan bahwa penyusunan standar mutu ini adalah langkah strategis menyiapkan regenerasi ulama secara sistemik. Dilansir dari kemenag.go.id, Sabtu, (9/8/2025).
“Aspirasi pembentukan M2 dan M3 ini sangat luar biasa. Kita belajar dari negara lain, namun dengan efisiensi, gunakan program akselerasi melalui tim taskforce regulasi. Standar mutu ini bukan untuk mempersulit, tetapi memastikan kesiapan keilmuan setiap pesantren,” ujar Gus Rozin, Senin, (4/8/2025).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Amien Suyitno, menilai regulasi M2 dan M3 harus tegas mengakomodasi kekhasan pesantren.
“Kalau mengacu pendidikan tinggi umum, dosen M2 dan M3 minimal S3. Tapi di pesantren, perlu adaptasi, rekognisi, dan afirmasi. Regulasi yang tepat melalui PMA bahkan Perpres diperlukan agar distingsinya terjaga,” jelasnya.
Sejumlah ulama senior seperti Prof. Quraish Shihab, Prof. KH. Said Aqil Siradj, dan Prof. KH. Said Agil al-Munawwar menekankan pentingnya perpaduan antara akar keilmuan pesantren dan metodologi akademik modern.
“Standar mutu harus merepresentasikan kekhasan pesantren namun tetap terukur secara akademik. Ma’had Aly harus kokoh sebagai perguruan tinggi Islam khas Nusantara, tapi relevan secara global,” kata Prof. Quraish.
Uji publik ini menjadi tahap akhir sebelum regulasi disahkan. Ketua tim taskforce, Dr. KH. Muhyiddin, optimis Ma’had Aly akan melahirkan ulama yang mampu menjawab tantangan zaman.
“Saatnya Ma’had Aly menunjukkan jati dirinya sebagai lembaga pencetak ulama berkelas dunia yang berakar di pesantren,” tegasnya.
Dengan uji publik ini, Kemenag berharap Ma’had Aly menjadi pusat kaderisasi ulama unggul—mempertahankan tradisi, memperkuat akademik, dan siap memberi kontribusi di panggung keilmuan internasional. (ivan)