Dari 2 Ton Jadi 100 Kg, Begini Cara Pesantren Ali Maksum Krapyak Atasi Sampah

bumi pesantren | 23 September 2025 13:01

Dari 2 Ton Jadi 100 Kg, Begini Cara Pesantren Ali Maksum Krapyak Atasi Sampah
Pesantren Ali Maksum Krapyak Bantul sukses kurangi sampah dari 2 ton jadi 100 kg per hari. Santri olah sampah jadi biogas, pakan maggot, hingga komoditas bernilai. (Foto dok ig pandanganjogja)

BANTUL, PustakaJC.co – Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, Bantul, berhasil menekan produksi sampah harian dari 2 ton menjadi hanya 100 kilogram. Capaian ini didorong oleh kebijakan ramah lingkungan yang diterapkan sejak 2023.

 

Direktur Krapyak Peduli Sampah, Andika Muhammad Nurr, menjelaskan sejumlah langkah penting yang dilakukan. Di antaranya kantin tidak lagi menggunakan plastik, pembeli es wajib membawa gelas sendiri, dan koperasi mengganti produk sachet dengan kemasan botol yang bisa dipilah dan bernilai ekonomi.

 

“Dulu kita menghasilkan 2 ton sampah per hari, sekarang turun menjadi 100 kilo. Kuncinya adalah pilah-pilah. Produk dalam botol bukan lagi sampah, melainkan komoditas,” ujarnya, Minggu (21/9).

 

Selain itu, pesantren menerapkan sistem reward dan punishment. Asrama yang rajin memilah sampah diberi hadiah hingga Rp100 ribu, sementara asrama yang kotor tidak diambil sampahnya. Cara ini membuat santri cepat sadar pentingnya pengelolaan sampah.

 

Sebelumnya, biaya pengelolaan sampah di pesantren mencapai Rp12 juta per bulan untuk jasa angkut. Kini, mereka mengolah sendiri menjadi biogas, pakan maggot, hingga desinfektan tanaman, bahkan limbah plastik dan pembalut diubah menjadi komoditas bernilai.

 

Dengan inovasi ini, Pesantren Ali Maksum Krapyak menjadi contoh sukses pengelolaan sampah berkelanjutan di lingkungan pendidikan. (int)