Rotary Surabaya Bekali 2.750 Siswi SMP Lewat Program Girl Empowerment

komunitas | 06 Agustus 2025 18:42

Rotary Surabaya Bekali 2.750 Siswi SMP Lewat Program Girl Empowerment
Rotary Clubs Area Surabaya menggelar program penyuluhan untuk memberdayakan perempuan muda. (dok jawapos)

SURABAYA, PustakaJC.co – Rotary Club Surabaja Selatan bersama District Governor Rotary District 3420 menggelar Roadshow Girl Empowerment 2025 di SMPN 1 Surabaya, Selasa (5/8). Agenda ini merupakan bagian dari program pendidikan remaja yang menyasar 50 siswi di tiap sekolah, dengan total 2.750 siswi SMP di Surabaya selama periode Juli 2025–April 2026.

Program ini menyoroti tiga isu utama: kesehatan reproduksi, pencegahan perkawinan anak, dan kesehatan mental remaja. Dilansir dari jawapos.com, Rabu, (6/8/2025).

“Permasalahan emansipasi perempuan masih menjadi pekerjaan rumah, bahkan di kota besar seperti Surabaya,” ujar drg. Rochendah Soetarmiati, MKes, penggagas program sekaligus Wakil Ketua Forum Puspa Gayatri Jatim.

Ia menyebut, kendala di lapangan beragam. “Kalau sekolah pinggiran, masalah ekonomi yang mendominasi. Kalau di pusat kota, justru faktor pergaulan,” lanjutnya.

Untuk itu, penyuluhan ini tak hanya menyampaikan materi satu arah. “Kami pilih hanya 50 anak perempuan tiap sekolah agar diskusi lebih fokus. Harapannya, mereka jadi agen informasi ke teman-temannya,” jelasnya.

Pemateri utama, dr Dyah Anggraeni, SpPK, MKes, juga menekankan pentingnya meluruskan mitos-mitos soal organ reproduksi.

“Masih ada yang percaya bisa hamil karena berenang. Maka perlu penjelasan ilmiah soal bagaimana tubuh mereka bekerja,” ujar Dyah.

Tak hanya itu, Dyah menyoroti tingginya risiko kematian ibu karena pendarahan saat persalinan. Karena itu, sejak remaja penting menjaga kadar hemoglobin.

“Yang suka malas makan bayam itu, hayo mulai dimakan ya,” canda Dyah sambil mengingatkan pentingnya zat besi dalam masa pertumbuhan.

Ia juga mengajak remaja putri untuk lebih terbuka terhadap kondisi tubuh mereka, termasuk saat mengalami menstruasi berkepanjangan.

“Jangan takut ke dokter kandungan. Itu bukan hanya untuk orang hamil. Kalau ada gangguan, mereka bisa bantu cari solusinya,” tegasnya.

Program Girl Empowerment ini menjadi bukti bahwa edukasi kesehatan dan pemberdayaan perempuan harus dimulai sejak dini. Bukan sekadar penyuluhan, tapi gerakan bersama untuk menciptakan generasi perempuan yang sehat, berdaya, dan sadar akan masa depan mereka. (ivan)