Waspada! Coklat Dubai yang Viral Ternyata Berbahaya?

kuliner | 27 November 2024 15:00

Waspada! Coklat Dubai yang Viral Ternyata Berbahaya?
Dok katadata

SURABAYA, PustakaJC.co - Cokelat Dubai, sebuah suguhan manis berbentuk batangan, dengan lapisan cokelat tebal, taburan pistachio, dan balutan pastri kataifi telah menjadi fenomena viral di media sosial. Keunikan desain dan rasa yang menggugah selera membuat banyak orang tergila-gila untuk mencicipinya. Bahkan masyarakat yang fear of missing out (FOMO) sampai rela mengantre berjam-jam hanya untuk bisa mencicipi manisnya cokelat tersebut. 

 

Namun, dibalik kepopulerannya yang lezat dan menggugah selera, cokelat ini ternyata menyimpan risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

 

Kandungan gula dalam cokelat Dubai yang melampaui batas harian bisa membawa dampak serius bagi tubuh, jika dikonsumsi berlebihan. Walaupun tampak menggiurkan, penting untuk tetap membatasi konsumsinya agar terhindar dari ancaman kesehatan di kemudian hari.

 

Jadi, apa saja risiko yang tersembunyi di balik kenikmatan cokelat tersebut jika dikonsumsi secara berlebihan? Dilansir dari hypeabis berikut ini risiko dari cokelat dubai yang harus kamu ketahui.

 

Meningkatkan risiko diabetes tipe 2

Dengan kandungan gula yang tinggi, cokelat Dubai bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 bila dikonsumsi secara berlebihan. Melihat data Food Data Central dan Nutrition Value, hanya dalam 100 gram cokelat, terdapat sekitar 48 gram gula, angka yang melampaui batas harian kadar gula. 

 

Lalu, 100 gram pistachio mengandung sekitar 8 gram gula, dan 57 gram pastri kataifi mengandung sekitar 32 gram gula.Dengan kombinasi bahan tersebut, konsumsi cokelat Dubai bisa dengan mudah melampaui batas gula harian yang berdasarkan data dari American Heart Association batas gula harian hanya sekitar 37,5 gram untuk pria dan 25 gram untuk wanita.

 

Memicu obesitas dan kenaikan berat badan

Makanan manis seperti cokelat Dubai umumnya memiliki kalori tinggi, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dalam waktu singkat jika dikonsumsi berlebihan.

 

Gula yang berlebihan berkontribusi terhadap kalori kosong yang tidak bermanfaat bagi tubuh. Akumulasi lemak akibat kalori tinggi ini bisa memicu obesitas, yang merupakan faktor risiko utama bagi penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan hipertensi. 

 

Risiko penyakit jantung

Lonjakan kadar gula dalam darah berpengaruh pada kesehatan jantung. Ketika tubuh menerima gula berlebihan, trigliserida dalam darah ikut meningkat. Gula berlebih dapat mengakibatkan peradangan dan peningkatan trigliserida, yang akhirnya bisa merusak kesehatan jantung.

 

Mengonsumsi cokelat Dubai secara berlebihan sebaiknya dihindari, terutama bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.

 

Mengganggu kesehatan kulit

Bukan hanya jantung dan berat badan, kulit juga dapat terkena dampak dari konsumsi gula yang berlebihan. Gula dalam makanan dapat mempercepat proses penuaan kulit dan memicu jerawat. Konsumsi gula yang tinggi berpotensi memperparah produksi minyak pada kulit dan meningkatkan risiko jerawat serta peradangan kulit.Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya hormon insulin saat kadar gula dalam darah tinggi, yang kemudian berdampak pada kesehatan kulit. 

 

Meningkatkan risiko kerusakan gigi

Gula yang menempel pada gigi setelah mengonsumsi cokelat Dubai dapat mempercepat pembentukan plak yang menyebabkan gigi berlubang. Makanan manis seperti cokelat mudah menempel pada gigi dan mengundang bakteri yang akan memproduksi asam, merusak enamel gigi, dan menyebabkan gigi berlubang.

 

Untuk mengurangi risikonya, dianjurkan menyikat gigi atau berkumur setelah mengonsumsi makanan manis agar sisa-sisa gula dapat hilang dari mulut.

 

Setelah mengetahui risiko-risiko tersebut, sangat penting untuk lebih bijak dalam memilih makanan, terutama yang mengandung kadar gula tinggi. Selain itu, menerapkan pola hidup sehat adalah langkah utama untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang. (nov)