JAKARTA, PustakaJC.co - Serial Korea When Life Gives You Tangerine mendadak viral, bukan hanya karena akting IU dan Park Bo Gum, tapi juga karena satu sajian sederhana nasi campur kacang polong. Adegan makan di drama ini memicu rasa penasaran publik, terutama soal kebiasaan makan warga Korea zaman dulu.
Sajian nasi dengan kacang polong dalam drama ini menggambarkan kehidupan keluarga miskin di Korea pada tahun 1950-an. Ternyata, di balik tampilannya yang sederhana, ada sejarah panjang soal bagaimana makanan ini muncul sebagai penyelamat rakyat Korea dari krisis pangan. Dikutip dari detik.com Selasa, (8/4/2025).
1. Warisan Zaman Kelangkaan
Kebiasaan mencampur nasi dengan kacang polong bermula dari masa sulit di Korea, terutama setelah Jepang meninggalkan negeri itu pasca Perang Dunia II. Kelangkaan beras membuat warga Korea harus mencari alternatif bahan makanan. Kacang-kacangan, termasuk kacang polong, menjadi salah satu penyelamat.
Menurut laman Food52 dan Best of Vegan, masyarakat Korea sejak abad ke-15 sudah mengenal kacang-kacangan lewat para imigran dari Manchuria Selatan. Saat Perang Dunia II meletus, warga Korea menyimpan banyak kacang di rumah, sebagai cadangan makanan utama.
2. Simbol Kesederhanaan, Tapi Juga Kemewahan
Menariknya, dalam drama tersebut digambarkan bahwa kacang polong justru menjadi lauk mewah di meja utama, meja khusus kepala keluarga dan tulang punggung rumah tangga. Kacang diletakkan di atas nasi dan disajikan lebih banyak bagi mereka yang dianggap penting. Sementara anggota keluarga lain, termasuk anak-anak dan istri, mendapat bagian dengan lauk lebih sederhana.
Trik ini bukan semata efisiensi, tapi juga bentuk penghormatan dalam struktur keluarga tradisional Korea.
3. Tradisi Campur Nasi
Kebiasaan mencampur nasi dengan biji-bijian disebut Japgokbap. Tradisi ini masih hidup sampai sekarang di Korea Selatan, sebagai bagian dari pola makan sehat. Nasi campur kacang tak hanya kaya serat dan protein, tapi juga lebih mengenyangkan dan bernilai gizi tinggi.
4. Netizen Ikut Mencoba
Viralnya nasi kacang polong ini memicu banyak netizen, terutama di TikTok, mencoba membuatnya di rumah. Meski sederhana, harga kacang polong cukup mahal di Indonesia, membuat hidangan ini justru dianggap eksklusif. Padahal, dulunya makanan ini lahir dari keterbatasan dan kesederhanaan.
5. Lebih Sehat dan Penuh Makna
Dilihat dari sisi nutrisi, nasi kacang polong jauh lebih baik dibanding nasi putih biasa. Kandungan serat dan protein nabatinya membuatnya cocok untuk pola makan sehat. Di sisi lain, makanan ini juga sarat makna sejarah: simbol perjuangan rakyat menghadapi masa-masa krisis.
Nasi campur kacang polong bukan sekadar makanan viral karena drama Korea. Di balik tampilannya yang sederhana, tersimpan kisah perjuangan, nilai-nilai keluarga, dan budaya makan yang penuh makna. Mungkin, inilah saatnya kita belajar menghargai makanan bukan hanya dari rasa, tapi juga dari sejarahnya. (Ivan)