Kedua, untuk membangkitkan tanggung jawab semua terhadap pemulihan global.
Retno menyampaikan, saat ini solidaritas global semakin menyurut, diskriminasi perdagangan dan monopoli rantai pasok global terjadi di mana-mana, serta tata kelola ekonomi global dimanfaatkan untuk kepentingan negara kuat.
“G20 tidak boleh gagal jadi katalis pemulihan dunia. Kita tidak boleh membiarkan pemulihan global tersandera oleh geopolitik,” tegasnya.
Retno menambahkan, paradigma baru juga dibutuhkan untuk mencapai Agenda Pembangunan 2030 dan memerangi perubahan iklim.