Chef Indonesia Sajikan Masakan Nusantara untuk Ribuan Jamaah Haji 2025

pemerintahan | 16 Mei 2025 09:13

Chef Indonesia Sajikan Masakan Nusantara untuk Ribuan Jamaah Haji 2025
Muhammad Toha (42), Kepala Juru Masak di dapur Raghaeb Catering daerah Misfalah, Makkah. (dok nu online)

MAKKAH, PustakaJC.co  - Aroma khas bumbu Indonesia menyeruak dari dapur Raghaeb Catering di kawasan Misfalah, Makkah. Di sana, Muhammad Toha (42), juru masak asal Rangkasbitung, Banten, tengah memimpin proses memasak menu ikan patin bumbu pedas lengkap dengan jagung dan wortel. Rabu (14/5/2025)

“Ini untuk 500 jamaah di empat hotel Sektor 9 dan 10,” ujar Toha, yang telah 15 tahun bekerja di Arab Saudi. Dilansir dari nu.or.id, Jumat, (16/5/2025).

Sebanyak 5.010 jamaah haji Indonesia menjadi tanggung jawab katering ini selama musim haji. Bersama 75 staf, termasuk enam orang Indonesia, Toha memastikan makanan tiba tepat waktu dan dalam kondisi terbaik.

“Saya autodidak, dulu Cuma bantu-bantu di restoran Indonesia. Sekarang alhamdulillah dipercaya jadi kepala juru masak,” kata juru masak asal Banten.

Pada masa puncak haji, waktu istirahat sangat terbatas. “Biasanya tidur habis Subuh, jam 7 sudah bangun lagi. Tapi saya senang bisa melayani jamaah,” tambahnya.

Hal serupa dirasakan Syahrul, juru masak asal Nusa Tenggara Barat yang sudah delapan tahun mengabdi di dapur-dapur haji.

“Kami bisa masak enam menu sehari. Rasa harus pas, karena itu yang menjaga semangat ibadah jamaah,” kata Syahrul.

Sementara itu, Chef Azhari, juru masak asal Jambi yang memimpin dapur Tadco Catering di Aziziyah, menangani konsumsi 3.500 jamaah haji Indonesia. Ia menerapkan standar tinggi dalam penyimpanan dan pengolahan makanan.

“Daging disimpan di ruang bersuhu minus 31 derajat Celsius. Sayur dan daging tidak boleh dicampur agar tetap steril,” jelas Azhari, Jumat, (10/5/2025).

Untuk efisiensi, Tadco menggunakan delapan panci presto berkapasitas 500 kilogram yang bisa merebus satu ekor sapi utuh.

“Kalau sudah matang, makanan dikemas dalam kotak aluminium lalu didinginkan. Sebelum dikirim ke hotel, dipanaskan lagi agar tetap segar,” katanya.

Dedikasi para koki Indonesia di Tanah Suci menjadi bagian penting dari kesuksesan pelayanan haji. Di balik kepulan asap dapur dan panasnya wajan, mereka membawa semangat ibadah melalui sajian penuh cita rasa dan kasih.

 

“Semoga yang kami masak jadi amal baik. Kalau jamaah kenyang dan puas, kami ikut senang,” tutup Chef Syahrul. (ivan)