PASURUAN, PustakaJC.co - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur berkomitmen dalam upaya penanggulangan bencana. Komitmen ini diperkuat dengan kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana 2025 yang digelar sejak tanggal 20 hingga 23 Juli 2025 di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan.
Mengambil tema “Sinergi Penanggulangan Bencana Wujudkan Jawa Timur Menuju Gerbang Baru Nusantara”, Gelar Peralatan sekaligus Apel Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan Senin (21/7) ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak mewakili Gubernur Jatim.
Wagub Emil dalam sambutannya mengatakan, saat ini dunia menghadapi tantangan kemanusiaan, seperti bencana alam, perubahan iklim dan krisis lingkungan. Sehingga perencanaan pembangunan ke depan harus berbasis pada pengurangan risiko bencana.
“Gelar peralatan penanggulangan bencana ini bukan sekadar ajang seremonial, melainkan implementasi nyata dalam memperkuat kesiapsiagaan, menguji peralatan dan menguji personel. Serta menyatuhkan kekuatan lintas sektor TNI, Polri, relawan, dunia usaha, lembaga pendidikan hingga masyarakat umum dalam semangat sinergi penanggulangan bencana,” kata Wagub Emil.
Dijelaskannya, hal ini termasuk inti dari Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030 yang telah disepakati oleh 187 negara, termasuk Indonesia. Dengan empat prioritas, yakni memahami risiko bencana, memperkuat tata kelola risiko bencana untuk manajemen risiko yang efektif, investasi dalam pengurangan rosiko bencana untuk meningkatkan ketahanan, meningkatkan kesiapsiagaan untuk tanggap darurat yang efektif dan membangun kembali lebih baik.
Prinsip-prinsip tersebut sangat selaras dengan Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2044. Yaitu, penentuan mekanisme kesiapan penanggulangan bencana, alokasi tugas, wewenang dan sumber daya yang tersedia.
“Tema yang kita usung ini bukan hanya slogan semata. Nelainkan tekad bersama untuk menjadikan Jawa Timur sebagai percontohan atau role model daerah tangguh bencana. Sekaligus pintu gerbang peradaban baru Nusantara, seiring dengan perpindahan Ibu Kota Negara,” jelasnya.
Gelar peralatan ini, sambung Emil, menjadi ikhtiar dalam memastikan bahwa logistik peralatan dan personel penanggulangan bencana selalu dalam kondisi siap siaga. Dan penekanan dalam sinergi antara pemangku kepentingan bukanlah pilihan, melainkan keharusan.
“Penanggulangan bencana adalah urusan bersama, bukan hanya tugas pemerintah atau BPBD semata. Maka kita harus terus memperkuat jaringan kerja lintas sektor dan lintas wilayah,” tegasnya.
Pihaknya berharap melalui kegiatan ini dapat mengukur kesiapan personel dan peralatan penanggulangan bencana. Serga menjadi ruang koordinasi strategis antar instansi, meningkatkan kapasitas SDM dan relawan. Serta menunjukkan komitmen Pemerintah Daerah kepada masyarakat, bahwa keselamatan rakyat adalah prioritas utama.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai wujud nyata semangat resiliensi atau ketahanan dan kebersamaan menuju Jawa Timur yang tangguh, adaptif dan siap menghadapi tantangan masa depan,” harapnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto menambahkan, kesiapsiagaan merupakan keharusan. Gelar peralatan ini merupakan bukti nyata Pemprov Jatim dalam melindungi warganya dari risiko bencana.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh daerah di Jawa Timur, dari pesisir hingga pegunungan, memiliki kesiapsiagaan yang merata dan mampu bergerak cepat saat bencana terjadi. Ini bukan hanya soal alat, tapi juga soal mindset dan sinergi,” pungkasnya.
Diketahui, Gelar Peralatan ini diikuti juga oleh 37 BPBD Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Dengan menampilkan di antaranya peralatan penanggulangan bencana, gelar perlombaan seperti kompetisi keterampilan menggunakan chainsaw dan skill mendirikan tenda.
Hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Plt Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Wakil Konjen Australia, Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Kalaksa BPBD Jatim, Wabup Pasuruan dan Forkopimda Jatim. (int)