Walau anak seorang wedana, Thamrin kecil tidak ragu untuk bermain bersama dengan kawannya, dia kerap mandi di sungai Ciliwung. Jika libur tiba, dia bersama temannya pergi ke daerah luar Batang untuk menjual kembang.
Daerah luar Batang yang berdekatan dengan pasar ikan adalah tempat tujuan wisata masyarakat Batavia pada masa itu. Ternyata pengalaman bergaul dengan orang kampung, menjadikan dirinya memiliki kepekaan yang tinggi.
Sebagai seorang anak wedana, Thamrin bisa menempuh pendidikan yang tinggi. Dirinya berhasil menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Hoogere Burgerschool (HBS) atau setara sekolah umum yang hanya bisa dilakukan oleh keluarga terpandang.