BPS Catat Penurunan TPK Hotel Madiun Jadi 17,07 Persen pada Agustus

wisata | 07 Oktober 2025 06:41

BPS Catat Penurunan TPK Hotel Madiun Jadi 17,07 Persen pada Agustus
Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel BPS Kabupaten Madiun, Agustus 2025. (dok jatimpos)

MADIUN, PustaKaJC.co — Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Madiun mencatat, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada Agustus 2025 hanya mencapai 17,07 persen, turun 2,71 poin persen dibanding Juli yang sebesar 19,78 persen.

 

 

Kepala BPS Kabupaten Madiun, Wisma Eka Nurcahyanti, menjelaskan, penurunan ini dipengaruhi oleh tidak adanya momen libur panjang maupun masa liburan sekolah pada bulan tersebut. Dilansir dari jatimpos.co, Selasa, (7/10/2025$.

 

“Faktor musiman sangat berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel. Agustus tidak memiliki momentum libur panjang yang biasanya mampu meningkatkan kunjungan wisatawan,” ujar Wisma, Senin, (6/10/2025).

 

 

 

Dijelaskannya, angka 17,07 persen berarti dari setiap 100 kamar yang tersedia di hotel-hotel Kabupaten Madiun, hanya sekitar 17 hingga 18 kamar yang terjual per malam.

 

 

“TPK mencerminkan seberapa besar tingkat produktivitas usaha jasa akomodasi di daerah. Semakin tinggi TPK, semakin baik kinerja sektor pariwisata dan perhotelan,” tambahnya.

 

BPS juga mencatat, tren TPK dua tahun terakhir menunjukkan pola yang relatif sama, yakni menurun pada Maret dan meningkat menjelang akhir tahun. Meskipun TPK Agustus 2025 lebih tinggi dibanding Agustus 2024, namun masih lebih rendah dibanding capaian pada Agustus 2023.

 

 

 

Sementara itu, Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) hotel di Kabupaten Madiun selama Agustus 2025 tercatat 1,00 malam, sama seperti bulan sebelumnya.

 

 

“Stabilnya RLMT menunjukkan bahwa wisatawan rata-rata hanya menginap satu malam. Ini menandakan perlunya upaya meningkatkan daya tarik wisata agar tamu betah tinggal lebih lama,”ungkap Wisma.

 

BPS menilai, pergerakan TPK dan RLMT dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata. Strategi promosi, penguatan destinasi wisata, serta peningkatan fasilitas akomodasi perlu ditingkatkan untuk menarik minat wisatawan.

 

Dengan potensi wisata alam dan budaya yang besar, Wisma berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha hotel, dan masyarakat mampu memperkuat sektor pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. (ivan)