SURABAYA, PustakaJC.co – Peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya tercatat di pesantren atau medan dakwah, tetapi juga di medan tempur. Dalam peristiwa heroik Surabaya 1945, semangat jihad dan keberanian kaum santri berpadu dengan deru motor rampasan perang yang menjadi alat perjuangan melawan pasukan Sekutu.
Kisah itu diungkap dalam tulisan kolomnis Isfandiari MD di NU Online, (6/10/2025), yang mengangkat kembali peran santri dan pejuang bermotor dalam perang kemerdekaan. Ia menyinggung peristiwa tewasnya dua jenderal Inggris, Brigjen A.W.S. Mallaby dan Brigjen Robert Guy Loder Symonds, yang memicu kemarahan pasukan Inggris dan mengguncang Surabaya.
“Warga Surabaya tak ciut nyali dan pasang badan melawan segenap kemampuan. Ini adalah perang suci!” tulisnya, mengutip semangat jihad yang berkobar setelah keluarnya Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
Dalam catatan sejarah, para pejuang dari kalangan santri yang tergabung dalam Laskar Hizbullah turut berjuang berdampingan dengan rakyat dan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Mereka bertempur di jalanan Surabaya hingga banyak yang gugur sebagai syuhada bangsa.
Salah satu kisah menarik datang dari Sulistina Sutomo, istri Bung Tomo, yang ikut terjun ke medan perang sebagai anggota Palang Merah Indonesia. Ia menggunakan motor bersespan untuk mengevakuasi korban perang. Motor-motor yang digunakan kala itu sebagian besar merupakan rampasan, seperti BSA M20, Harley-Davidson WL, Norton N16, dan NSU.
Tidak hanya di Surabaya, semangat perjuangan serupa juga terjadi di Bandung dalam peristiwa Bandung Lautan Api tahun 1946. Tokoh-tokoh pesantren seperti KH Anwar Musaddad dan KH Yusuf Taujiri tercatat turut memimpin Laskar Hizbullah dalam membela tanah air.
Motor tidak sekadar alat transportasi, tetapi juga menjadi simbol perlawanan dan keberanian. Sejarawan dan pecinta motor klasik menilai, kendaraan tempur itu menjadi saksi sejarah betapa santri dan rakyat bersatu mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kini, setiap kali Hari Santri Nasional diperingati, kisah heroik tersebut menjadi pengingat bahwa jihad santri tidak hanya di medan ilmu, tetapi juga di medan perang demi tegaknya kemerdekaan dan martabat bangsa.
santri perjuangan, perang kemerdekaan, resolusi jihad, hari santri nasional, surabaya 1945, bung tomo, laskar hizbullah, motor klasik, sejarah indonesia. (ivan)