Jagung Rekayasa Genetik Lamongan Untungkan Petani, Halal Tanpa Sertifikat

pemerintahan | 12 Juni 2025 12:57

Jagung Rekayasa Genetik Lamongan Untungkan Petani, Halal Tanpa Sertifikat
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI, Dr Ir Ahmad Haikal Hasan Baras, saat panen Jagung Rekayasa Genetik, di Lahan Pertanian Desa Banyubang Kec. Solokuro . (dok surabayapagi)

LAMONGAN, PustakaJC.co - Jagung hasil rekayasa genetik (PRG) yang ditanam petani Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Lamongan, terbukti lebih menguntungkan dibanding jagung konvensional. Selain hasil panennya meningkat hingga 20 persen, jagung ini juga dipastikan 100 persen halal tanpa perlu sertifikat.

Kepastian itu disampaikan langsung oleh Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI, Dr. Ir. Ahmad Haikal Hasan Baras, saat panen perdana, dilansir dari surabayapagi.com, Kamis, (12/6/2025).

“Ini halal 100 persen, termasuk benihnya. Tidak perlu disertifikasi lagi karena dari tanam sampai panen tidak ada unsur haram. Jangan direkayasa dengan narasi aneh-aneh. Ini jagung kok,” tegasnya.

Haikal menyebut jagung PRG masuk dalam positive list BPJPH, sehingga tak perlu proses sertifikasi ulang. Ia bahkan mencicipi berbagai olahan seperti jagung bakar, jagung rebus hingga es krim jagung saat kegiatan berlangsung.

“Jagung kalau dikasih label babi tetap halal, tapi babi dikasih label jagung tetap haram. Ini yang kita butuhkan hari ini,” ucap BPJPH Kemenag RI santai namun serius.

Kepala Desa Banyubang, Mohammad Rokib, menyebut hasil panen kali ini mencapai 11–11,5 ton per hektar, lebih tinggi dari jagung biasa yang rata-rata hanya 9–10 ton.

“Harga benih PRG hanya beda Rp 10–15 ribu dari jagung biasa, tapi hasilnya jauh lebih banyak. Dari satu tongkol bisa 18 baris, masing-masing baris sekitar 45 biji. Lebih padat dan bernas,” jelas Rokib.

Tak hanya itu, jagung PRG lebih tahan hama dan cuaca ekstrem. Petani cukup melakukan 1 kali semprot gulma, dibanding 3 kali pada jagung biasa.

“Biaya produksi turun. Petani bisa untung tambahan sampai Rp 5,5 juta per hektar. Sekarang total keuntungan bisa tembus Rp 20–25 juta per hektar,” tambahnya.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Mohamad Yadi Sofyan Noor, menyebut jagung PRG sebagai lompatan penting di sektor pertanian.

“Kita dukung penuh teknologi ini. Aman, halal, dan terbukti meningkatkan hasil,” ujar Kepala Desa Banyubang ini

Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, juga mendorong perluasan penggunaan PRG di seluruh wilayah Lamongan.

“Ini solusi riil. Halal, produktif, dan hemat biaya. Kami akan evaluasi berbasis pentahelix: pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media,” tandas Rokib.

Kepala BPJPH menegaskan, jagung PRG akan disosialisasikan secara nasional, mendukung visi Presiden Prabowo untuk swasembada pangan yang berkelanjutan.

“Ini bukan hanya soal kehalalan, tapi masa depan pangan bangsa kita,” pungkas Haikal. (ivan)