Jurnalis dan Surat Kabar Tionghoa Berbahasa Melayu di Makassar

gaya hidup | 05 Februari 2022 10:58

Jurnalis dan Surat Kabar Tionghoa Berbahasa Melayu di Makassar
dok sinpo

 

Huang suka menulis berita yang menyangkut persoalan masyarakat setempat dan tanpa ragu mengambil posisi tegas. Salah satu contohnya, dia menentang CCH yang berpihak pada orang kaya.

 

Artikel lain yang ditulis oleh Huang pada tahun 1935 berjudul Tjina Tinggal Tjina menjelaskan bahwa orang Tionghoa tidak cukup hanya menjadi orang Indonesia, tetapi juga harus betul-betul diterima orang bumiputra.

 

“Oleh karena itu orang Tionghoa seharusnya tetap menjadi orang Tionghoa, namun bekerja bersama orang bumiputra membangun negerinya,” bebernya.

 

Ada juga sosok Ang Ban Tjiong seorang wartawan yang dikenal sebagai wartawan maupun penyair. Ang menerima Pendidikan Tionghoa-Belanda di HCS setempat sehingga dapat berbahasa Belanda dengan lancar. Setelah lulus, dirinya kemudian bekerja untuk majalah Favoriet lalu Pemberita Makassar.

 

Dalam koran ini dia banyak menulis tentang spritualitas dan agama serta persoalan-persoalan sosial. Ang sangat peka dengan kehidupan masyarakat kecil yang saat itu terkena pemecatan seperti terlihat artikelnya Nasibnja Kaoem Penganggoer. Dia juga mendukung kaum miskin dan mendidikasikan syair-syair untuk mereka.